Om Swastyastu
Semoga pikiran yang baik selalu datang dari segala penjuru
"Akhirnya kita beli jas hujan ya yank, setelah sekian lama kita selalu kehujanan. Jasnya couplean lagi, hehehe"Kali ini saya akan membagikan cerita saya dan beberapa kawan saat berpertualang ke Gunung Bromo. Banyak hal pengalaman serta cerita menarik yang saya dapatkan saat itu. Oke, jadi supaya gampang, intinya cerita petualangan ke Bromo itu dapat saya bagi menjadi beberapa episode, hahaha. Selamat Menikmati.
Ni Luh Tangkas Febriyanti
Gunung Bromo merupakan
Episode 1
Perjalanan Malam
13 Januari 2013, kami putuskan sebagai hari perjalanan ke Bromo. Kami terdiri dari 8 orang, 4 cewek dan 4 cowok. Saat itu saya bisa ditemani oleh awak kapal saya, Ni Luh Tangkas, kebetulan pada bulan Januari kemarin ia dapat tugas praktek di rumah sakit di sekitar Malang. Jadi inilah susunan tim petualanga ke Bromo :
- Saya sendiri , I Wayan Bayu Diatmika
- Awak Kapal saya, Ni Luh Tangkas Febriyanti
- Arya Saputra
- Gede Krisna
- Yogi Sentana Kartika (Blank)
- Syopin Cintya (Menyan)
- Komang
- Okta
Ini dia gambar tim sukses kami ke Bromo, hahaha :D
A |
B |
Nah kalo kalian bingung ngeliat fotonya, kenapa jumlahnya cuma 7 orang, ya itu karena ada satu orang korban tukang fotonya, hahaha. Jadi kalo kalian mau tau lengkapnya, tinggal kalian bandingkan saja foto A dan B, pasti keliatan siapa yang jadi tukang foto. Hahaha.
Oke kembali ke cerita. Setelah menunggu niluh kembali dari praktek, sekitar jam 15.00, semua tim bersiap dan berkumpul di basecamp Sahabat Karet di jalan karet 8 Malang. Tepat sekitar jam 17.00, kami putuskan untuk berangkat. Dengan diawali oleh doa (walau pun sedikit geje berdoanya, ya asal niatnya ya , hehe ) , akhirnya perjalanan pun dimulai. Motor yang digunakan ada 4 buah, masing2 cowok membawa boncengan cewek satu. Saya tentu saja membonceng awak kapal saya yang cerewet, hahaha. Petualangan pun dimulai, dan akhirnya Hujan turunnn....
Walau sedikit ragu-ragu akan meneruskan perjalanan saat itu juga atau tidak, akhirnya kami memutuskan untuk tetap maju. Ya anehnya kami kebanyakan tidak membawa jas hujan. Alhasil, kami harus mampir sejenak di daerah pasar Blimbing untuk membeli jas hujan. Hahaha, uang pun mengalir (dompet menangis). Walau begitu, saya dapat hikmah bagus, ini dari awak kapal saya, "Akhirnya kita beli jas hujan ya yank, setelah sekian lama kita selalu kehujanan. Jasnya couplean lagi, hehehe" (hahaha, memang saya tidak punya mantel selama ini, entah apa alasannya, saya males membeli mantel selama ini). Akhirnya jas hujan sudah ada, saya akhirnya punya jas hujan (jas hujan couple lagi), dan berangkat!!!!
Setelah menempuh perjalanan sekitar 90 menit, akhirnya kami di tiba di daerah pasuruan di pertigaan masuk nongko jajar. Ya dari sana kami akan lurus terus naik, melewati lembah, lewati sunga (seperti lagu ninja hatori). Saya jamin bagi yang mau ke Bromo, pemandangan sepanjang jalan ke Bromo ini sangat memanjakan mata anda! Mata yang kotor langsung cemerlang. Apalagi kalo kalian bisa menempuh perjalanan bersama awak kapal kalian, hahaha, saya jamin awak kapal anda tidak akan berhenti memeluk anda, wkwkwk.
Oke perjalanan menjadi sangat berat, jalan semakin jelek, jalan semakin menanjak, dan di dukung oleh suasanan gelap gepita malam, tidak ada lampu diiringi oleh air hujan turun, ditambah lagi dengan hawa yang dingin. Oke itu adalah perjalanan perjuangan untuk dilewati. Jalan yang sangat sulit untuk dilewati pun satu demi satu kami lewati. Ada satu jalan dimana kita belok dan kemudian tiba-tiba menanjak tajam. Luar biasa, motor saya menangis oli saat melewatinya. hahahaha. Tapi bukan si Blacky namanya kalo harus KO di sana. Perjalanan pun kami lewati. Sekitar pukul 09.00, tangan sudah beku, hawa semakin dingin, kami putuskan untuk beristirahat sejenak di warung. Warung itu dekat dengan Desa Tengger Bromo, yang merupakan tujuan awal kami sebelum ke area Bromo.
Kami istirahat sekitar 60 menit di sana. Ada hal lucu saat kami istirahat di sana. Saya pesan kopi super panas dan yang datang adalah kopi dengan suhu biasa (seperti kopi nyem gitu dah, airnya tidak dingin, tidak panas). Gila bener suhu di sini, pikir saya, baru sebentar saja menaruh kopi yang panas akhirnya jadi dingin seperti itu, hahaha. Ya tapi bukan udara gunung namanya kalo tidak begitu.
Saya dan Awak Kapal |
Krisna & Okta |
Mas Blank |
Bara Penghangat |
Mas blank, Mbak Opin, Mas Arya, & Mbak Komang |
Mbak Niluh & Mas Bayu |
Siap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke Desa Tengger Bromo |
Oke, istirahat sudah cukup, perut sudah terisi, sekarang saatnya untuk melanjutkan perjalanan ke Tengger. Hawa dingin semakin menusuk tulang tampaknya, jam sudah mulai menunjukkan hampir jam 10 malam waktu setempat. Yaa, kami harus bergegas untuk samapi di Tengger.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari warung tadi, kami akhirnya tiba di pintu masuk desa Tengger. Di pintu masuk kami sudah dicegat oleh para bapak-bapak yang tampaknya bertugas untuk menjaga. Kebetulan kami akan menginap di rumah teman kami, orang tengger asli, jadi dia sudah menunggu kami di pintu masuk dan menuntun kami ke rumahnya.
Desa Tengger pada malam hari tidak tampak begitu jelas, lampu-lampu sudah banyak dimatikan. Walau begitu, saya masih bisa melihat jelas gaya arsitektur rumah di sana yang bercorak Hindhu Kejawen. Banyak Padmasana serta Pelinggih yang berdiri kokoh di setiap rumah warga. Saya bisa melihat betul bahwa mayoritas masyarakat di sana merupakan generasi penerus leluhur Hindhu di tanah Jawa.
Kami akhirnya tiba di kediaman teman kami. Saya perkenalkan teman saya ini bernama Mas Singgih. Jadi tim kami akhirnya dibagi menjadi dua, yang cowok menjadi satu rumah bersama Mas Singgih, dan yang cewek menjadi satu rumah di rumah tetangganya. Besok pagi-pagi sekali kami harus bangun dan melanjutkan perjalanan ke Area Bromo. Pagi-pagi benar kami harus berangkat supaya kami bisa melihat indahnya Sang Surya terbit di antara pegunungan tersebut. Oke, itu memang sangat indah, jadi marilah kita tidur!!! hahaha :D
Dan, kami ternyata tidak bisa tidur, Hahahaha. Malam kami lewati dengan mengobrol. Ya kami sebenarnya sudah mencoba untuk tidur, namun ya begitu, tampaknya semangat kami benar-benar mengalahkan rasa kantuk yang kami rasakan tadi di motor. Akhirnya kami mengobrol.
Malam makin larut, mas singgih sudah tampak mengantuk, dan dia tertidur duluan. Kami (saya, arya, yogik, krisna) tampaknya belum bisa tidur. Hahaha, bisa bayangkan, kami akhirnya melakukan sebuah kegilaan di sana. Di dinginnya malam hari Tengger Bromo, kami jalan-jalan malam sejenak tampa baju, ya tapi masih pake celana broo. wkwkwkw.
Hahaha, maaf cuma ada foto saya saja. Foto yang lainnya tidak ada. Hahaha
Akhirnya mata ini mengantuk juga, tapi sayangnya kami mengantuk di sela jam 1 malam. Padahal kami harus berangkat jam 4 subuh. Hahah, akhirnya kami putuskan untuk mempertaruhkan liburan kami saat itu pada alarm di hp. Semoga kami bisa mendengarnya berdering nanti. wkwkwk
bersambung . . .
Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari warung tadi, kami akhirnya tiba di pintu masuk desa Tengger. Di pintu masuk kami sudah dicegat oleh para bapak-bapak yang tampaknya bertugas untuk menjaga. Kebetulan kami akan menginap di rumah teman kami, orang tengger asli, jadi dia sudah menunggu kami di pintu masuk dan menuntun kami ke rumahnya.
Desa Tengger pada malam hari tidak tampak begitu jelas, lampu-lampu sudah banyak dimatikan. Walau begitu, saya masih bisa melihat jelas gaya arsitektur rumah di sana yang bercorak Hindhu Kejawen. Banyak Padmasana serta Pelinggih yang berdiri kokoh di setiap rumah warga. Saya bisa melihat betul bahwa mayoritas masyarakat di sana merupakan generasi penerus leluhur Hindhu di tanah Jawa.
Kami akhirnya tiba di kediaman teman kami. Saya perkenalkan teman saya ini bernama Mas Singgih. Jadi tim kami akhirnya dibagi menjadi dua, yang cowok menjadi satu rumah bersama Mas Singgih, dan yang cewek menjadi satu rumah di rumah tetangganya. Besok pagi-pagi sekali kami harus bangun dan melanjutkan perjalanan ke Area Bromo. Pagi-pagi benar kami harus berangkat supaya kami bisa melihat indahnya Sang Surya terbit di antara pegunungan tersebut. Oke, itu memang sangat indah, jadi marilah kita tidur!!! hahaha :D
Mas Blank dan Mas Arya tampak sangat perhatian sekali saat tidur, perlu dicontoh. Mungkin |
Dan, kami ternyata tidak bisa tidur, Hahahaha. Malam kami lewati dengan mengobrol. Ya kami sebenarnya sudah mencoba untuk tidur, namun ya begitu, tampaknya semangat kami benar-benar mengalahkan rasa kantuk yang kami rasakan tadi di motor. Akhirnya kami mengobrol.
Malam makin larut, mas singgih sudah tampak mengantuk, dan dia tertidur duluan. Kami (saya, arya, yogik, krisna) tampaknya belum bisa tidur. Hahaha, bisa bayangkan, kami akhirnya melakukan sebuah kegilaan di sana. Di dinginnya malam hari Tengger Bromo, kami jalan-jalan malam sejenak tampa baju, ya tapi masih pake celana broo. wkwkwkw.
Saya menaklukan Dinginnya Malam Hari Tengger, hahahaha |
Akhirnya mata ini mengantuk juga, tapi sayangnya kami mengantuk di sela jam 1 malam. Padahal kami harus berangkat jam 4 subuh. Hahah, akhirnya kami putuskan untuk mempertaruhkan liburan kami saat itu pada alarm di hp. Semoga kami bisa mendengarnya berdering nanti. wkwkwk
bersambung . . .
0 comments :
Post a Comment