OM Swastyastu,
Semoga pikiran yang baik dari segala penjuru . . .
Pada kesempatan ini, saya ingin membahas mengenai salah satu original song dari Gingsul yang berjudul "Tittari". Banyak teman yang bertanya-tanya kepada saya, "Apa sih makna Tittari ini?", "Apa sih makna lagu ini?". Ya walaupun dalam beberapa posting-an saya di media sosial untuk membagikan link video saya di Youtube, saya sudah mencoba menguraikan makna Lagu Tittari ini, tapi tampaknya saya perlu untuk membahas filosofi yang terkandung di dalam lagu tittari ini. Selain itu, ada baiknya saya untuk mengeksklusifkan lagu ini karena adalah lagu pertama yang berhasil kami rampungkan, hehehe. Jadi mari kita mulai.
. . .
Tittari berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti hewan kupu-kupu. Tittari diciptakan pada bulan Februari tahun 2015. Lagu ini saya tulis bersama-sama dengan rekan saya di Gingsul yaitu Werdhi. Pada waktu itu, saya dan werdhi bingung karena kebanyakan permainan kami lebih mengarah pada musik instrumental ketimbang musik-musik dengan sajak. Kami benr-benar ingin mencoba menciptakan sebuah lagu yang easy listening, jauh dari sajak cinta yang lebay (dalam pandangan dan pendapat kami), dan harus mengandung pesan/filosofi/kisah yang mampu mengedukasi pendengarnya di kemudian hari.
Bulan Februari 2015, saya dan werdhi kebetulan baru pindah kontrakan pada saat itu. Waktu itu, kamar di kontrakan bahkan belum genap 50% siap untuk dihuni. Dengan keadaan amburadul di kontrakan waktu itu, saya dan werdhi sangat sering duduk ngopi sambil nge-jam dengan Gitar dan Suling andalan. Aransemen Musik Tittari pertama kali di bagian intro dimana saat itu bagian tersebut dipetik dengan tidak sengaja oleh Werdhi. Saya yang waktu itu sedang iseng main suling langsung tertarik dengan petikan intro tersebut dan langsung mencoba memasukkan nada suling yang sepintas lewat di kepala saya. Singkatnya, waktu itu terciptalah bagian intro Tittari yang (menurut saya) memiliki nuansa Jazz, gaya musik Bali dan Sunda. Pada bagian ini, kami sudah punya musik intro Tittari tapi belum punya konsep lagu dan sajak-sajak yang akan kami gunakan di dalam lagu. Beberapa hari kemudian, saya sudah menyelesaikan lirik di bagian reff dan werdhi mengerjakan aransemen musik yang digunakan di bagian tersebut. Keseluruhan lirik rampung selama satu bulan beserta dengan aransemen musik yang digunakan.
Pengerjaan lirik-lirik Tittari sangat lekat dengan proses saya saat menyelesaiakn thesis. Waktu itu, saya sangat sering merasa down karena tuntutan deadline lulus dan revisi dosen. Lirik-lirik Tittari juga sangat dekat dengan perjuangan Naruto di dalam Anime Naruto, saya sangat suka dengan anime ini sedari bangku SMA. Lirik-lirik Tittari sangat dekat dengan perjuangan, perubahan, usaha, dan tekad yang kuat untuk merubah diri dari bukan siapa-siapa menjadi sesuatu yang berguna bagi siapa-siapa. Poin-poin inilah yang sangat melekat dari hidup seekor Kupu-Kupu (Tittari).
Pada bagian awal lirik Tittari, dikisahkanlah awal hidup seekor tittari yang baru berbentuk ulat. Seperti yang kita ketahui, dalam bentuk ulat, sedikit manusia yang bisa dekat dengan ulat. Ada manusia yang jijik, takut, mual, geli, dan apapun sensasi negatif yang manusia miliki ketika harus berhadapan dengan ulat. Tittari mengawali hidupnya dalam bentuk yang "terlupakan dunia" dan "enggan terdendang" (enggan untuk dekat dengan ulat, lebih senang melihat kupu-kupu dan seakan lupa bahwa kupu-kupu berasal dari ulat). Pada proses metamorfosis-nya, ulat akan berubah menjadi kepompong. Di situ, seekor ulat akan mengurung dirinya bagai seorang "pertapa". Layaknya manusia yang akan mengawali perubahan dalam dirinya, proses menjadi kepompong melambangkan proses manusia untuk dia dan lebih mengenal dirinya, lebih mengenal keakuan dirinya sebagai manusia dan anak Tuhan di dunia ini, dan lebih mengenal jiwanya yang kekal berasal dari Tuhan. Dalam hal ini, kita belajar bahwa perubahan bukan suatu hal yang instan, perubahan adalah waktu itu sendiri. Hingga pada akhirnya, seekor ulat akan berhasil keluar dari pertapaannya dan mampu menjadi seekor kupu-kupu yang indah yang bisa terbang bebas di udara dengan keindahannya tersebut.
Sebelum reff, diceritakan bahwa ditegaskanlah kembali bahwa sebenarnya kupu-kupu sudah ada sedari dulu namun keberadaannya terlupakan oleh mata manusia yang melihat ilusi yakni melihat bentuk kupu-kupu yang masih menjadi ulat. Dalam hal ini, kita bisa memahami bahwa sebenarnya dunia ini ialah kumpulan ilusi mata dan indera kita. Apapun yang kita alami di dunia ini baik buruk dan baik, semua adalah ilusi, semua adalah sandiwara. Dan, ketika kita bisa dengan sabar bertahan dan berjuang, kita akan dapat "mengadakan" keindahan itu pada usaha kita kelak.
Di bagian lirik, dikisahkan pula bahwa kupu-kupu selain indah juga memiliki peran penting di dunia untuk membantu penyerbukan bunga. Bunga adalah simbol dari cinta suci yang terdiam. Cinta antara putik dan serbuk sari. Cinta adalah landasan kehidupan ini. Hidup bisa terjadi karena adanya cinta. Cinta seharusnya menjadi suatu hal yang diam yang dalam artian tidak di-gembor-gembor-kan. Kisah Cintalah yang bisa di-gembor-gembor-kan untuk dinikmati publik layaknya bunga yang adalah hasil cinta dari putik dan serbuk sari. Begitu berarti keberadaan seekor kupu-kupu bagi kisah cinta putik dan serbuk di dunia ini.
Lirik Reff Tittari, adalah bagian favorit saya di lagu ini, mengkisahkan tentang keindahan kupu-kupu dengan berbagai ragam warna dan variasi bentuk dan warna dari sayapnya yang indah. Kupu-kupu terbang dengan bebas dan menyejukan mata kita saat memandang. Hingga pada akhirnya, kita semua paham bahwa keindahan tersebut adalah goresan mahakarya dari Sang Pencipta. Begitu indahnya . . .
Ya cukup segitu saja tentang Lagu Tittari, single pertama dari Gingsul. Semoga segera bisa menyusulkan single-single berikutnya. Kami mohon doa dari pembaca tentunya :D
Bagi yang belum tahu lagu Tittari, bisa silahkan tonton di video di bawah atau silahkan subscribe di akun youtube chanel kami.
Salam Damai :D
0 comments :
Post a Comment