PROFESI, BUKAN SEKEDAR PEKERJAAN

OM Swastyastu,
Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru ....

Profesi tidak sama dengan pekerjaan, walaupun terlihat sebagai suatu istilah yang identik menunjukkan pekerjaan seseorang namun, kedua istilah tersebut merupakan istilah yang berbeda dan menunjukkan dua keadaan yang berbeda juga. Profesi yang umum ada di masyarakat misalnya : akuntan, dokter, pengacara, dan lainnya. Akuntan juga mampu dipandang sebagai pekerjaan, namun mengapa ia kurang tepat hanya disebut sebagai suatu pekerjaan saja? Greenwood (1957) mencoba untuk memberikan beberapa gambaran mengenai krakteristik tentang pekerjaan yang dapat disebutu sebagai suatu profesi. Saya akan mencoba membagi sedikit informasi yang saya miliki mengenai Profesi. Semoga bermanfaat.
"Suatu pekerjaan dapat disebut sebagai suatu profesi apabila pekerjaan tersebut fungsionalis relevan dan memiliki orientasi terhadap kepentingan masyarakat"
Parsons (1954) dan Barber (1963)
sumber gambar :
http://jagoakuntansi.com
Suatu pekerjaan dapat dipandang sebagai suatu Profesi apabila bidang pekerjaan tersebut memiliki orientasi pada kepentingan masyarakat. Parson (1954) (dalam (Roslender, 1992)) menjelaskan bahwa suatu profesi merupakan bidang pekerjaan yang tidak memiliki self orientation melainkan lebih kepada community orientation. Profesi harus mampu menjunjukkan pentingnya keberadaan dirinya di dalam masyarakat atau dikatakan pula ia harus mampu menunjukkan bahwa dirinya fungsionalis relevan terhadap kepentingan masyrakat. Sudut pandang mengenai Profesi ini semakin berkembang dengan adanya Teori Struktural Fungsionalis oleh Talcott Parsons. Namun kemudian dibantah oleh Barber (1963) (dalam (Roslender, 1992)) yang menjelaskan bahwa suatu pekerjaan tidak boleh dipandang sebagai profesi jika ia relevan fungsionalis semata terhadap masyarakat namun, ia juga harus memiliki orientasi terhadap masyarakat. Jadi dalam perspektif Parsons dan Barber maka suatu pekerjaan dapat disebut sebagai suatu profesi apabila pekerjaan tersebut fungsionalis relevan dan memiliki orientasi terhadap kepentingan masyarakat.

Selain perspektif dari Parsons dan Barber, perspektif lainnya untuk memandang suatu profesi, yang paling terkenal lainnya, ialah Greenwood (1957). Dalam pandangan Greenwood, profesi dapat didefinisikan berdasarkan lima karateristiknya yakni : 
sumber gambar : http://halosim.blogspot.com/
  1. Memiliki Dasar Teori yang Sistematis
    Seseorang sebelum memasuki masa profesi, ia harus memiliki pengetahuan dan pelatihan yang akan mampu meningkatkan kompetensi profesi. Untuk itu, ia harus menempuh pendidikan terlebih dahulu di dalam universitas sehingga memiliki pengakuan formal atas pengetahuan akan teori dan pengalaman praktik dari teori-teori tersebut.
  2. Diakui secara legal keberadaannya dalam negara
    Sebagai suatu profesi, pekerjaan harus diakui terlebih dahulu keberadaan dan praktiknya secara legal oleh negara. Oleh sebab itu, untuk memiliki lisensi sebagai profesi tertentu maka seseorang selain harus memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang tertentu juga harus mampu mengantongi lisensi legal yang telah diakui oleh negara.
  3. Telah memiliki persetujuan oleh masyarakat
    Selain memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengakuan legal dari negara, suatu profesi juga harus mampu diterima kegiatan praktik-praktiknya oleh masyarakat. Contohnya : Profesi Akuntan Publik dalam menyediakan jasa audit memiliki Prosedur Kerja yang diatur di dalam SPAP. Agar jasa audit yang diberikan diakui kualitasnya oleh masyrakat, maka sebelumnya masyarakat sudah tentunya harus mengakui dan menyetujui keberadaan SPAP dan prosedur-prosedur audit yang diatur di dalam SPAP.
  4. Memiliki Kode Etik Profesi dan memastikan anggota profesi mematuhinya
    Suatu profesi bertanggung jawab terhadap masyarakat sehingga harus memiliki suatu kode etik dalam profesinya dan memastikan bahwa seluruh anggota profesinya memiliki kesadaran untuk mematuhi kode etik profesi tersebut.
  5. Budaya Profesi
    Karakteristik terakhir dan yang paling inti dari karakteristik profesi ialah adanya budaya dari profesi tersebut. Budaya ini muncul dari berbagai dimensi pengalaman orang-orang di dalam profesi, yang terkumpul dan teracik menjadi suatu budaya dari profesi tersebut.

sumber gambar : http://3.bp.blogspot.com/
Selain lima karakteristik di atas, sebuah karakteristik terpenting yang menunjukkan ciri dari suatu profesi ialah adanya independensi di dalam profesi tersebut. Independensi ini berarti profesi tersebut memiliki otonomi sendiri untuk menjalankan pekerjaannya. Profesi dapat berjalan sendiri dan menjalankan pekerjaan profesinya tanpa dipengaruhi oleh klien yang menyewa jasanya. Contohnya Tukang Bakso, tukang bakso tidak tepat disebut sebagai suatu profesi, tetapi lebih tepat sebagai pekerjaan, kenapa? Karena dalam menjalankan pekerjaannya sebagai tukang bakso, pembeli dapat mempengaruhi pekerjaan tukang bakso dengan pesanan-pesanan tertentu dan tukang bakso akan mengikuti kehendak klien. Hal ini berbeda dengan Profesi Akuntan Publik misalnya. Akuntan Publik menjalankan jasanya dengan panduan SPAP dan SPAK yang berlaku di Indonesia, walaupun klien menginginkan suatu opini WTP (wajar tanpa pengecualian) maka akuntan publik tetap akan independen dengan tanpa dipengaruhi oleh permintaan dari si klien.

Jadi seperti itu yang bisa saya sampaikan informasi mengenai Profesi. Pembahasan ini terkait mengenai pemahaman mengenai Sosiologi Akuntansi. Semoga dapat bermanfaat dan tetap berjuang untuk menjadi yang terbaik bagi orang di sekitar, alam lingkungan, mahkluk hidup, dunia, negara, diri kita dan tentunya bagi Pencipta kita.

OM Santih Santih Santih, OM

Pustaka Roslender, R. (1992). Sociological Perspective on Modern Accountancy . London: Routledge.




0 comments :

Post a Comment

 

PENULIS DALAM KATA


"Saya Orang yang Hebat dengan Mimpi yang Hebat karena Tuhan yang Hebat melahirkan saya untuk mengubah Dunia ini menjadi lebih Hebat"

I Wayan Bayu Diatmika dalam Dream Clothing Company, 2011

Temukan saya di Instagram

Jepret-Jepret Lensa Nakal

Bangga Menjadi Bagian Indonesia

Bangga Menjadi Bagian Indonesia
Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat kaya. Alam yang Indah dengan Hasil Alam yang mellimpah. Iklim yang sangat baik untuk hidup. Manusia yang berlimpah dengan bakat dan kemampuan yang luar biasa. Budaya yang sangat maju, dan jauh lebih maju dibandingkan dengan negara yang mengaku sebagai negara yang maju dan adi daya saat ini. Kemampuan Spiritual di Indonesia juga sangat tinggi. Tuhan benar-benar dipahami dan diketahui oleh Leluhur Indonesia. Itulah Manusia, Alam, Budaya dan Tuhan yang selalu membuat kebanggan menjadi bagian dari Indonesia.

Tuhan, Manusia, Alam

Tiga hal yang harus diseimbangkan dalam mencapai kebahagiaan ialah Tuhan, Manusia dan Alam. Konsepsi Tertingginya ialah berbakti kepada Tuhan. Bakti tersebut turun ke dalam dua konsep berikutnya ialah menjaga hubungan baik dengan Manusia dan Alam. Muara dari pemahaman ini ialah tentang seberapa baik manusia memahami dirinya sendiri.

Kebenaran?

Kebenaran adalah Kepedulian. Saat engkau berbuat sesuatu kepada orang lain dengan berlandaskan pada Kepedulian maka di sana terdapat Kebenaran. Saat engkau berbuat Baik sekalipun kepada orang lain namun dengan berlandaskan menginginkan suatu balasan pahala dari Tuhan maka perbuatan tersebut telah menjauhi substansi kebenaran. Dimana kepedulian ditegakkan menjadi landasan perbuatan maka di sana kebenaran telah tumbuh sebagai Pohonnya. OM, Santi

TWEET @IWAYANBAYU

YUK KUNJUNGI ASESORISMU DI SINI

 Luh Pernak-Pernik
Salah satu brand lokal yang mencoba untuk memberikan jiwa indie dalam produknya, Luh Pernak-pernik hadir untuk memberikan anda aksesoris untuk mempercantik penampilan harian anda. Luh PernakPernik menawarkan produ-produk ekonomi berupa kalung dan perhiasan yang mampu meningkatkan kepercayaan diri anda. Luh PernakPernik fokus memberikan produk yang memuaskan sehingga dalam setiap produknya, Luh PernakPernik selalu mengemas produk dalam bentuk box perhiasan eksklusif yang mampu membuat anda semakin menyayangi perhiasan anda. Saat ini, Luh PernakPernik telah mengembangkan usahanya dengan bekerja sama dengan beberapa pengerajin perhiasan khas bali sehingga produk yang ditawarkan oleh Luh PernakPernik juga menyediakan produk-produk yang bernuansa adat bali dan nusantara indonesia.  

SVAHARYA si Karya Anak Bangsa

SVAHARYA si Karya Anak Bangsa
Kekuatan Seni dan Produk Seni Indonesia sangat kuat, pantas untuk disandingkan dengan produk mancanegara. Keinginan Anak Bangsa yang satu ini sangat kuat untuk mengangkat kain batik, endek, dan kerajinan kain asli Indonesia lainnya untuk menjadi produk-produk yang berkualitas dan menjual. Dengan konsep produksi yakni satu produk hanya dimiliki oleh satu orang saja, pembeli mana yang tidak ingin memiliki produk yang eksklusif, berkualitas, dan hanya ada satu di dunia. Mari temukan produk tersebut di sini, di Svaharya, www.svaharya.com