Pagi-pagi bangun, si Icik sudah mebangunkan pagi buta. Saat matahari bahkan masih asik berenang ke permukaan laut, icik sudah bangun. Entah apa yg ada di dalam pikirannya. Apa dia insomnia? Atau dia Galau? Kita jadi bangun. Atau mungkin dia merasa bingung dengan sempitnya dunia? Hei itu bukan dunia, itu Kurungan Ayam. Lalu apa jadinya Icik jika tdk dikurung di Kurungann? Dia beraksi mengacaukan tanah, menyerang pohon, dan buruknya dia sering kali lupa mana toilet dan mana bukan toilet. Hingga akhirnya kita mengeluarkan kata-kata kotor akibat memenangkan Perasaan Iba pada Binatang. Apa benar Icik merasa begitu sedih dlm Kurungan? Nenekku pun tidak akan pernah tau. Persepsi membuat Perasaan menang, namun di ujung, Perasaan kalah akibat Logika Toilet yang tertukar, hingga akhirnya kita menjadi pendosa akibat perkataan kita. Saya berikan Icik makan, minum, tidur yang nyenyak dan tiap pagi dan sore dia diberikan waktu untuk mengukur seberapa jauh dia bisa menjangkau rumah. Saya bahkan tidak pernah mendengar dia berterima kasih karena sudah dipelihara. Tapi apakah begitu saja? Dunia penuh misteri, lebih baik jangan terlalu banyak tau. Baiknya seperti Icik, dia cuma tau kalo dia sejak lahir punya tugas membangunkan orang-orang supaya tidak tidur terlalu lama. Atau mungkin dia cuma ingin menyambut Matahari. Entahlah, persetan, lebih baik tidak tau dan menjalankan kehidupan ini dengan baik.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments :
Post a Comment