“Jawaban untuk nasib istilah SoftSkill yang selalu dijadikan alasan klasik untuk menelantarkan kuliah, keluarga, komunitas dan fungsi anda sebagai manusia -.- “

Tertulis di wikipedia (www.wikipedia.com) ;
Soft skills is a sociological term relating to a person's "EQ" (Emotional Intelligence Quotient), the cluster of personality traits, social graces, communication, language, personal habits, friendliness, and optimism that characterize relationships with other people.
Lalu, aku pun menerka-nerka sendiri apa maksud dari soft skill tersebut dari mendengar dan melihat jawaban Mbah Google. Soft Skill itu adalah suatu kemampuan yang lembut (wkwkwk, LOL).
Seriously, menurutku, soft skill adalah suatu kemampuan tak tercetak di selembar kertas, tak ternilai, dan tak terhingga, dimana kemampuan ini lebih mengacu pada poin-poin yang mampu membuat manusia itu hidup sebagai layaknya manusia.
Lalu apa saja itu soft skill??? Sebelumnya, aku tekankan lagi, kalau ini hanya pendapat saya dari mendengar, membaca dan pengalaman. Soft Skill itu berbentuk lembut ( :p LOL). Soft Skill (kemudian ku sebut saja SS) dapat dimiliki manusia lewat pengalamannya, lewat musibah, lewat suatu pertemuan dan lewat dimana-mana, dan satu lagi yg terpenting, SS bisa terbentuk dari lingkungan.
Apa saja bentuk SS itu??? SS bisa berbetuk suatu keahlian, prinsip, kemahiran, teknik tertentu, pola pikir, tabiat, dan masih banyak lagi. SS bisa berbentuk sebagai suatu rasa tanggung jawab, prinsip untuk selalu on time, sabar, sikap sabar, sikap supel dan gampang bergaul, kemampuan untuk berkomunikasi, kemampuan untuk menangani suatu keadaan tertentu, keyakinan akan sesuatu, keteguhan, dan masih banyak lagi tentunya.
Lalu apa permasalahannya setelah kita tahu apa itu soft skill???? Nah, inilah yang aku mau share ke kawan-kawan pembaca. Di bagian atas tulisan ini, aku tuliskan, apa alasanku menulis tulisan ini sebenarnya, yakni untuk menolong istilah SS ini dari penindasan (hahhaa). Entah kenapa, setelah aku sedikit tidaknya paham tentang apa itu softskill, aku malah menemukan beberapa orang yang aku anggap sedikit menindas istilah SS ini untuk menutupi suatu alasan tertentu dalam hidupnya.
Pertama, apakah kawan-kawan pernah melihat orang di sekitar anda yang bilang kalau kuliah itu tidak penting dan ia lebih mementingkan untuk ikut banyak sekali organisasi di kampus dan sangat-sangat serius memikirkan organisasinya lebih dari kuliahnya sendiri???? Inilah yang paling pertama membingungkanku tentang apa itu SS. Orang-orang kayak gini biasanya nongol di kampus bukan buat kuliah tapi mejeng di sekretariatan organisasinya sampeee bosaaan. Kalaupun ada kuliah, orang ini akan lebih memilih untuk bolos atau TA (Titip Absen). Lalu, saat anda bertanya ke orang ini : “Hey bung/mbak, kenapa gak kuliah????”. Orang ini akan sedikit tidak akan menjawab seperti iini, “Hey, luu, cupu lu, kuliah aja kerjaanya, kuliah itu gk penting, nanti kerja itu yang penting adalah softskill, mending kyk guee dah, ikut organisasi di kampus”. Ini sebenarnya pengalaman priibadi saya saat kuliah, saat berhadapan dengan seorang mahasiswa senior yang mengulang mata kuliah dan kebetulan masuk di kelas ku. Mungkin seperti ini pembicaraaanya pada waktu itu (sebut saja senior saya itu Joko) :
Tempat : suatu tempat di kampus
Waktu : siang hari yang sangat cerah
BAYU : Eh kak, kok tadi gak ikut kuliah, ditanyaain lho sama kelompoknya kak, gak pernah ikut kelompokan katanyaaaaa.
JOKO : Wah, yaaan (saya kerap dipanggil Wayan kalo di kampus), aku td abis Rapat gtu loooch. Kamu rajin banget kuliah. Aku sih ikut jadi pengurus organisasi di Fakultas di kampus. Ikut organisasi aja yaaan. Kamu aktif di organisasi apa sekarang???
BAYU : ehehehe, saya gak ikut apa2 kak. *lalu bergegas pergi*
JOKO : Kuliah aja kamu, ikut organisasi donkk.
(Saya terdiaam dan segera pergi. Super Duper heran sama tu sennior, kok bangga banget bolos gara2 rapat organisasi. Saya dengan polosnya juga bohong bilang gak ikut organisasi apapun. Padahal waktu itu, saya ikut tiga organisasi di kampus, dan satu diantaranya saya jadi ketua umum sebuah organisasi di tingkat universitas dan satunya jadi staf hariaan. Tujuannya si cuma biar dia seneng aja, -.-'' )
Aneh kan kawan-kawan??? Kenapa kita mesti mementingkan organisasi dan menelantarkan kuliah?? Dan saat KHS (Kartu Hasil Studi) keluar, dan banyak mata kuliahnya yang bernilai buruk sekali dan tidak lulus, orang-orang itu akan berkata bahwa, “Hehehe, soalnya tahun ini aku fokus ikut organisasi”. Apa tidak aneh??? Bukankah, KULIAH dan ORGANISASI itu sama-sama pentingnya yaaa???? Kalau memang mau mengejar soft skill lewat organisasi, apakah kita mesti menelantarkan kuliah???
Lalu apakah dengan menelantarkan kuliah itu bisa kita sebut dengan kita telah mendapatkan cukup softskill untuk diri kitaa dari organisasi???
Lalu apakah dengan menelantarkan kuliah itu bisa kita sebut dengan bertanggung jawab???
Lalu apakah tanggung jawab itu bukan merupakan suatu soft skill???
Lalu apakah jangan-jangan motivasi untuk menelantarkan kuliah itu semata-mata hanya untuk menutupi sikap malas dan tidak mau tahu dengan kuliah kitaa???
Saya hanya memaparkan fakta di sekitar, kawan-kawan sendiri yang menilai apakah softskill pantas dijadikan tameng atau tidak. Apakah kawan-kawan berpikir sama dengan saya??? Semoga saja iyaa
Soft Skill akan membentuk anda,
Hard Skill akan mengisi anda,
Komunitas anda akan menjadi panggung untuk mengkolaborasikannya
Be a good person for your communities
0 comments :
Post a Comment