Hingga sekarang ini, masih banyak Mahasiswa Akuntansi bagaimana cara menggunakan Debet dan Kredit dalam menyusun sebuah Jurnal. Hal ini saya temukan umumnya di kalangan Mahasiswa Akuntansi yang dulunya tidak memiliki dasar akuntansi yang kuat, misalnya karena sewaktu SMA dia berjurusan IPA, atau mungkin karena waktu menempuh Matakulliah Pengantar Akuntansi dia masih belum sepenuhnya memahami. Alhasil, mereka akan mendapatkan kesulitan saat menghadapi Ujian Komprehensif (Pendadaran) dan Dunia Kerja. Lalu, apakah memang sesulit itukah memahami penggunaan Debet dan Kredit? Mungkin iya, tetapi mari kita buat itu menjadi hal yang lebih sederhana.
Makna Debet dan Kredit
Lucas Pacioli (1494) dalam bukunya "Summa de Aritmatica" menyebutkan mengenai sistem pembukuan berganda "Double Entry Book Keeping", dimana dalam bukunya tersebut ia menjelaskan bahwa suatu transaksi pasti akan menimbulkan dua pengaruh, jadi jika satu penerimaan terjadi maka akan ada pengaruh lain yakni penerimaan lainnya atau pengeluaran. Hal itu kemudian diinterprestasikan menjadi istilah Debet dan Kredit. Jadi, suatu transaksi akan menimbulkan dampak Debet dan Kredit secara bersamaan. Inilah yang kemudian dikembangkan menjadi suatu sistem pengendalian dalam proses pencatatan. Jumlah Debet dan Kredit haruslah sama, di sana poin penting dari suatu pengendalian. Lalu, apakah makna sebenarnya dari Debet dan Kredit?
Debet dan Kredit sebenarnya istilah untuk menyebutkan Sisi Kiri dan Kanan. Debet untuk menunjukkan sisi Kiri dan Kredit untuk sisi Kanan. Jadi, dalam penggunaan Debet dan Kredit dalam mencatat suatu transaksi, sebenarnya kita sedang melakukan peyeimbangan antara sisi kiri dan kanan. Debet dan Kredit bisa bermakna suatu penambahan, bisa juga bermakna suatu pengurangan. Sifat menambah atau mengurangi akan tergantung dengan akun suatu transaksi.
Lalu bagaimana kita harus menggunakan Debet dan Kredit dalam mencatat suatu transaksi? Sebelum masuk ke sana, kita harus memahami dulu persamaan dasar Akuntansi.
Persamaan Dasar Akuntansi
Apa persamaan dasar Akuntansi?
Aktiva = PassivaHarta = Kewajiban + Ekuitas
Persamaan di atas merupakan persamaan dasar akuntansi yang digunakan hingga sekarang. Persamaan tersebut diturunkan dari dasar Aktiva harus sama dengan Passiva.
Aktiva merupakan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh entitas bisnis.Passiva merupakan sumber dari kekayaan yang dimiliki oleh entitas bisnis.
Jadi jelas di sini, jumlah Aktiva haruslah sama dengan Passiva, karena seluruh kekayaan entitas yang tercermin dalam Aktiva berasal dari Passiva. Passiva kemudian diturunkan menjadi Kewajiban dan Ekuitas (Modal Pemilik).
Penggunaan Debet dan Kredit
Persamaan dasar akkuntansi merupakan dasar penggunaan debet dan kredit. Aktiva merupakan sisi sebelah Kiri dan Passiva merupakan sisi sebelah Kanan. Jadi,
Aktiva ---> DebetPassiva ---> Kredit
Debet dan Kredit bisa berarti penambahan atau pengurangan. Lalu Kapan Debet itu menambah dan mengurang?
Lihat persamaan yang saya sajikan di atas. Aktiva - Debet, itu bermakna bahwa,
Aktiva akan selalu bertambah di DebetPassiva akan selalu bertambah di Kredit
Lalu, apabila Aktiva dikreditkan, maka itu berarti pengurangan. Begitu juga dengan Passiva, apabila Passiva didebetkan, maka itu berarti pengurangan.
Memahami sifat debet dan kredit akan memudahkan kita untuk mengetahui, mana akun yang harus ditambah di debet? dan mana akun yang harusnya dikurangi di debet?
Aplikasinya
Kita ambil contoh Akun Persediaan Barang Dagang (PBD). PBD merupakan Akun Aktiva, karena ia adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Lalu, apabila kita melakukan penjualan Persediaan ke pelanggan, maka persediaan kita akan berkurang, jadi bagaimana kita harus mengurangi PDB?
Kita mengurangi PDB dengan mengkreditkannya.
PDB merupakan Aktiva, jadi dia akan bertambah di sisi Debet, dan berkurang di sisi Kredit.
Kita coba dengan akun lainnya. Kita ambil contoh Akun Prive. Prive merupakan akun yang mencerminkan pengambilan yang dilakukan oleh pemiliki terhadap kekayaan perusahaan. Prive itu mengurangi Modal Pemilik. Asumsinya seperti ini, jika kita telah menanam Modal 10juta di perusahaan, dan kemudian kita melakukan pengambilan terhadap kekayaan perusahaan (sebesar 2juta), maka sama saja dengan kita melakukan pengambilan terhadap modal kita (modal kita tersisa 8 juta), oleh karena itu prive merupakan pengurang dari modal.
Misalkan dalam suatu transaksi, kita sebagai pemilik modal melakukan pengambilan modal (prive). Maka, jumlah prive kita akan bertambah sedangkan jumlah modal kita akan berkurang. Prive mengurangi Modal, Modal merupakan Passiva. Oleh karena itu, jika modal berkurang maka akan berkurang di sisi Debet. Jadi, jika ada pengambilan oleh pemilik (prive), maka prive tersebut :
Prive dicatat dengan mendebetkannya.
Prive didebet sehingga jumlahnya bertambah, dan kemudian dengan bertambahnya Prive maka Modal akan berkurang.
Seperti itulah logika yang harus dibentuk dalam menggunakan Debet dan Kredit di pencatatan suatu transaksi. Simpel kan? :)
Semoga berhasil
Kenapa gue pusing !!!
ReplyDeleteMaaf baru balas bredaa, Jika ada pertanyaan silahkan kita diskusikan bredaa Anonymous
Delete