Jari-jari kecil temanku dengan lincah menari-menari di atas papan keyboard-nya. Sesekali mata panda temanku melirik bak seorang penari bali kepada lembaran kertas yang penuh berisikan angka dan grafik. Itu adalah kertas analisis statistik hasil pengumpulan data skripsi yang telah ia lakukan hampir tiga bulan ke belakang ini. Sesekali ia melihatku dan mengabaikan rasa penasaranku pada layar laptopnya. Ia tampak begitu penuh dengan angka dan huruf.
"Bagaimana aku akan menyelesaikan ini semua? Aku sudah sangat lelah membaca statistik dan menuliskan angka ini ke dalam huruf! Dosen Pembimbingku begitu galak dan tidak mau memberikanku toleransi sedikit pun" temanku mulai mengeluh dan pikiran liarku berkerja.
Banyak hal dapat berubah menjadi masalah di dalam pikiran kita. Pikiran kita berproses mengolah rangsangan yang ada di sekitar dan merubahnya menjadi suatu respon di dalam tubuh dan masalah adalah salah satu darinya. Hal sepele dapat menjadi masalah dan hal yang paling berpotensi bermasalah pun ternyata mampu menjadi bukan masalah. Lalu binatang apakah masalah sebenarnya? dimana ia berada sebenarnya?
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
OM Swastyastu,
semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru . . .
Manusia memiliki otak yang begitu luar biasa. Pikiran kita sebenarnya adalah suatu ruang dimensi dimana otak kita bekerja mencurahkan segala perspektif yang tersimpan di dalamnya atau berasal dari luar tubuh kita, dan kemudian menghasilkan suatu perspektif baru yang akan menentukan persepsi kita terhadap sesuatu. Definisi saya di atas tentu mengarahkan kita ke dalam suatu kerangka pikir bahwa pikiran kita adalah suatu ruang persepsi yang berarti memiliki rasa subjektif di dalamnya. Walaupun tidak berasal dari paparan artikel ilmiah, namun seperti inilah pikiran bekerja. Apakah anda sudah mampu menemukan posisi binatang yang disebut masalah setelah ulasan tersebut?
Masalah merupakan salah satu produk persepsi dari pikiran kita sendiri. Ia berasal dari olah perspektif yang dilakukan oleh otak anda dan kemudian akhirnya memberikan pikiran anda sebuah perspektif baru terhadap suatu keadaan. Mudahnya, perspektif baru itulah yang sering membuat anda tertekan dan merasakan suatu keadaan yang tidak nyaman, kemudian anda sebut dengan istilah masalah. Sadarkah anda betapa liarnya pikiran kita ternyata??? Jikalau seperti itu adalah proses tercipta suatu perspektif yang disebut dengan masalah maka, bagaimana jika seseorang ternyata memiliki pikiran yang menghasilkan suatu perspektif yang tidak membuat rasa tidak nyaman bagi diri anda? namun justru membuat suatu rasa tertantang? atau rasa positif? Proses kelahiran Masalah tampaknya terganggu di dalam orang-orang dengan proses pikiran seperti itu.
Hemat kata, dimanalah letak masalah sebenarnya? Pikiran.
Apakah suatu masalah adalah nyata? Tidak! Ia tidak nyata dan jika anda menganggapnya nyata , maka ia akan mampu mendilusikan realitas hidup anda. Semangat anda akan tersedot di dalamnya.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Di sanalah letak kebingungan kita umumnya sebagai manusia. Kita sering kali mengalami sesuatu dan kemudian mencapnya sebagai suatu Masalah. Kenyataanya, itu tidak nyata! Semua keadaan bisa saja adalah peluang berkat Yang Maha Kuasa bagi anda. Di sinilah dilusi pikiran anda bekerja. Jika pikiran kita liar dan diiarkan begitu saja menganggap suatu keadaan adalah masalah maka anda akan terhambat oleh perspektif tersebut. Tidak sedikit orang yang ternyata sukses di masyarakat setelah ia melewati keadaan yang umumnya disebut masalah oleh masyarakat. Apa pelajaran yang bisa diambil di sana? Orang-orang sukses tersebut tampaknya tidak kehilangan semangat dan memiliki pikiran yang kuat untuk melawan dilusinya. Mereka tidak mengolah keadaan yang sulit menjadi suatu perspektif yang disebut masalah melainkan sebagai suatu kesempatan. Kesempatan itulah yang dikejar dan diselesaikan oleh orang tersebut untuk mampu meraih suksesnya. Apakah anda sudah mulai sadar dari dilusi pikiran anda?
0 comments :
Post a Comment