Anak Kos VS Anak Kontrakan? (part 1)

Anak Kos VS Anak Kontrakan !!!!

Saat pertama kali menginjakkan kaki di Kota Malang, saya datang sebagai seorang mahasiswa baru yang belum punya pengetahuan apapun tentang menjadi mahasiswa, apalagi mahasiswa rantau di kota yang belum pernah ku datangi sebelumnya. Umumnya mahasiswa-mahasiswa rantau baru yang baru pertama kali menginjakkan kakinya ke malang, pertama kali akan mencari tempat tinggal. Hal itulah yang juga saya lakukan saat pertama kali sampai di malang. Kebetulan pada saat itu, saya punya kenalan alumni SMA yang sudah setahun kuliah di universitas yang sama. Bagi saya yang tidak punya keluarga satu pun di malang, keputusan saya mutlak untuk ikut menyewa  kamar kos dengan kenalan saya itu. Ini cenderung memudahkan saya untuk beradaptasi di kota malang karena sudah punya kenalan yang tinggal satu kos dengan saya. 

Dalam perjalanannya, saya kemudian mulai mengetahui bahwa banyak anak rantau yang tidak hanya tinggal ngekos, melainkan ngontrak. Berbeda dengan ngekos, ngontrak cenderung lebih memberikan kita kebebasan. Jika ngekos, kita sepenuhnya tunduk pada aturan kos yang dibuat oleh pemilik kos, sedangkan jika ngontrak, kita bebas menentukan kehendak kita. Awalnya saya men-judge bahwa ngontrak memberikan kebebasan yang 'terlalu' dan memandang bahwa anak kontrakan adalah orang yang tidak mau diatur, namun dalam perjalanannya, kebebasan ngontrak itu ternyata juga penting. Saya dan beberapa teman di kos, pada waktu itu, sering sekali dikunci gembok oleh pemilik kos. Karena aturan di kos adalah gembok pagar dikunci setelah jam 10 malam, maka saya dan beberapa teman yang sering punya kegiatan kampus sampai larut malam akhirnya beberapa kali harus gedor-gedor atau bahkan menginap di tempat teman yang lainnya karena sudah terlanjur dikuncikan pagar oleh pemilik kos. Mungkin ini salah satu alasan anak kontrakan memutuskan untuk ngontrak, pandangan saya pun berubah. 

Hingga saat ini, saya masih merantau di kota malang. Setelah menyelesaikan pendidikan hingga sarjana, saya masih kecantol dengan pesona malang hingga akhirnya sempat bekerja dan kemudian melanjutkan studi S2. Selama hampir enam tahun di malang, beberapa tahun belakangan ini, saya berhenti ngekos dan akhirnya ngontrak  dengan beberapa teman dekat. Akhirnya saya menyadari bahwa ngekos  dan ngontrak ada enak dan gak enak-nya masing-masing. Tulisan ini saya tujukan untuk kalian calon anak rantau, kemana pun kalian pergi, sebagai bahan pertimbangan di awal masa perkuliahan kalian sebagai anak rantau. Untuk memutuskan, apakah kalian akan menjadi Anak Kos atau Anak Kontrakan?

. . . . . . . . . . . . .

Biaya yang harus kalian siapkan untuk ngekos atau ngontrak.
Pertama yang harus kalian pertimbangkan antara ngekos dan ngontrak ialah dari pertimbangan biaya. Ngekos adalah menyewa kamar dengan ukuran tertentu dan faslitas tertentu. Umumnya, kamar kos berukuran 3 m x 3 m dengan fasilitas standar yakni ranjang tidur, lemari baju, kursi, dan meja belajar. Itu yang standar! Kalau yang wah, kalian bisa dapat fasilitas wifi, laundry, sarapan pagi, dan lainnya. Harga Kos biasanya menyesuaikan dengan ukuran kamar, fasilitas, dan jarak kos dengan area kampus. Semakin dekat kos dengan kampus, maka harga semakin mahal. Begitu pula dengan fasilitas, semakin lengkap fasilitasnya, maka harga juga semakin mahal. Untuk kota malang misalnya, harga kosan umumnya ada di kisaran harga Rp 300.000 - 1.500.000/bulannya. Umumnya sewa kos minimal adalah satu semester atau enam bulan. Untuk kos, karena sifatnya kita menyewa satu kamar, maka harga kos cenderung lebih murah dibandingkan dengan ngontrak,

Ngontrak, berarti kita menyewa satu rumah untuk digunakan sebagai tempat hunian. Setiap rumah berbeda-beda, ada rumah yang berisi 2 kamar, 3 kamar, hingga 5 kamar. Semakin besar rumah, maka semakin banyak jumlah kamarnya, dan semakin mahal pula harga kontraknya. Harga Kontrakan bervariasi tergantung dengan jarak rumah dengan jalan besar, akses-akses tertentu, dan tentunya luas dan bentuk bangunan rumah tersebut. Di malang misalnya, harga sewa rumah di area perumahan umumnya ada di kisaran harga Rp 25 - 35 juta/tahun. Jika ngekos kita minimal sewa enam bulan, maka jika ngontrak, kita harus siap menyewa minimal 1 tahun. Menyewa 1 tahun pun itu terlalu beresiko, karena jika sudah terlalu nyaman dengan harga dan kondisi kontrakan tersebut, maka tahun depan belum tentu kita punya hak lagi untuk memperpanjang. Semua keputusan untuk memperpanjang atau tidak ada di tangan pemilik rumah. Oleh karena itulah, saat saya memutuskan untuk ngontrak dengan beberapa teman, yang saya jadikan pertimbangan untuk berapa tahun kontrak ialah siapa di antara teman saya yang kuliahnya masih terbilang baru. Pada saat itu, teman yang paling baru kuliahnya ada di semester 3, jadi kami akhirnya memutuskan mengontrak selama 2 tahun. Kalian bisa bayangkan, saat itu saya dan teman-teman harus menyiapkan uang RP 58 juta (harga kontrak per tahun Rp 29 juta)

Inilah yang membedakan ngekos dan ngontrak, jika ngekos kalian cukup siapkan uang semesteran untuk memperpanjang kos, sementara jika ngontrak kalian harus siapkan uang kontrak yang lebih besar untuk membayar kontrak hingga beberapa tahun ke depan. Umumnya, anak kontrakan menyewa rumah tidak sendiri, tetapi beramai-ramai, agar harga sewa yang mahal bisa dibagi-bagi bersama. Semakin ramai yang diajak ngontrak berarti semakin murah pembagiannya. Saya dan teman-teman pada saat mulai ngontrak contohnya, kami memutuskan untuk membuat kamar baru dengan cara menyekat ruang tamu. Rumah Kontrakan kami hanya punya 4 kamar dengan sebuah ruang tamu yang sangat besar. Kami akhirnya menyekat ruang tamu tersebut menjadi 2 kamar baru dengan konsekuensi kamar tamu menjadi lebih sempit dari sebelumnya. Finally, kami punya 6 kamar. Hal ini cukup menguntungkan kami, karena pembagian harga kontrakan menjadi lebih murah jika dibandingkan dengan harga kos-kosan. Kebetulan kami semua adalah bekas anak ngekos. Jika dulu kami harus bayar uang kos Rp 2.800.000/semester, sekarang kami terhitung hanya membayar sewa kamar kontrakan Rp 2.420.000 (Rp 58 juta : 2 tahun : 6 orang : 12 bulan x 6 bulan). Walaupun terlihat lebih murah, perbedaan jika kami ngekos dan ngontrak ialah jika ngekos kami bisa bayar per enam bulan, tetapi jika ngontrak, walaupun terlihat per enam bulannya lebih murah, kami sebenarnya harus sudah menyiapkan uang untuk 2 tahun di awal ngontrak

Selain harus menyiapkan uang yang besar di awal untuk ngontrak, kalian yang ngontrak juga harus sadar bahwa rumah yang kita kontrak tidak menyediakan fasilitas seperti ngekos. Jika ngekos kalian sudah mendapatkan kasur, lemari, meja dan kursi, maka jika kalian mau ngontrak, maka kasur, lemari, meja dan kursi adalah hal pertama yang harus kalian beli untuk melengkapi kontrakan kalian. Nyatanya, kasur, lemari, meja dan kursi adalah kebutuhan pokok anak mahasiswa rantau sehingga wajib dibeli. Hal ini berarti penambahan biaya lagi untuk pilihan ngontrak di awal masa kalian ngontrak. Selain harus siapkan uang yang lebih banyak untuk sewa beberapa tahun ke depan, ngontrak juga harus menyiapkan uang untuk membeli kebutuhan primer tadi. 

Dapur adalah salah satu kelebihan dari ngontrak. Kalau ngekos, kita harus melengkapi peralatan masak seperti pemanas air, pisau, sendok, piring, dll sendiri, sedangkan jika ngontrak kita bisa melengkapi kebutuhan itu bersama-sama. Anak Kontrakan umumnya akan punya dapur bersama. 

Lengkapi Bersama VS Lengkapi Sendiri.
Ngekos dan Ngontrak sama-sama butuh untuk membeli perlengkapan rantau tambahan, di luar kebutuhan primer di atas, diantaranya seperti : peralatan cuci (detergen, pengharum, sikat, hanger), peralatan makan (pemanas air, sendok, garpu, piring, mangkok), dan peralatan penting lainnya (setrika, pisau dapur, sapu, kemoceng). Peralatan-peralatan seperti itu punya kepentingannya sendiri bagi kita dan oleh sebab itu, kita 'mau tidak mau' akan membeli peralatan tersebut. Perbedaan terkait pembelian perlengkapan dalam pilihan ngekos atau ngontrak ialah jika ngekos, kalian harus membeli semua peralatan itu sendiri-sendiri, sedangkan jika ngontrak kalian bisa membeli peralatan itu bersama-sama. Ngekos cenderung hidup individual, dengan kata lain, antara anak kos yang satu dengan anak kos yang lainnya cenderung akan melengkapi peralatan itu 'sendiri-sendiri' di awal masa ngekos. Terutama anak kosan yang memulai masa kosnya dibantu oleh orang tuanya, orang tua mereka akan cenderung menyarankan mereka untuk membeli 'ini-itu' untuk keperluan ngekos. Jadi jika ngekos, di awal masa kos, anak kos akan beli 'sendiri-sendiri' semua kebutuhan tersebut.

Jika ngontrak, semua peralatan tersebut bisa dibeli bersama-sama. Ngontrak berarti menyewa rumah, dengan kata lain, jika kalian ngontrak, kalian akan punya ruang tamu bersama, dapur bersama, tempat cuci bersama dan tempat-tempat di rumah yang bisa digunakan bersama-sama. Berbeda dengan ngekos, jika ngekos, hak kalian akan lebih sempit yakni di ruang kos kalian saja. Memang benar jika ngekos kalian pasti diberikan tempat cuci bersama, tetapi untuk peralatan cuci umumnya anak kos akan melengkapi sendiri-sendiri. Jika ngontrak, semua peralatan dapur, cuci, dan lainnya bisa dibeli secara kolektif dan digunakan bersama-sama, tentunya juga dijaga bersama-sama. Ngontrak juga memudahkan kalian untuk membeli secara bersama-sama kebutuhan tambahan seperti memasang wifi untuk bersama (sehingga kalian tidak perlu membeli modem) dan televisi. Bayangkan jika kita ngekos, kebutuhan internet dan televisi tentu harus kita penuhi sendiri karena belum tentu anak kos yang lain mau ngiur untuk beli bersama.

Dalam pengalaman saya saat ngekos, saya harus membeli semua peralatan cuci, makan, televisi dan modem sendiri. Alasannya ialah karena anak kos yang lain sudah memiliki sendiri-sendiri semua kebutuhan tersebut. Saat ngekos, saya juga cenderung lebih was-was terhadap barang-barang yang saya taruh di luar kamar, misalnya : ember cuci dan peralatan makan. Saya harus rajin mengawasi jumlah mereka karena beberapa anak kosdi tempat saya dulu punya kebiasaan kurang enak, yakni meminjam tanpa mengembalikkannya di posisi semula. Berbeda dengan pengalaman saya saat ngontrak, karena semua sudah dibeli dan dikomitmenkan bersama-sama, semua peralatan yang memang digunakan bersama ya akan tetap terjaga di possinya dengan baik. Misalnya untuk peralatan makan, semua peralatan tersebut tertata rapi di dapur dan akan selalu bersih, karena semua anak kontrakan selalu membersihkannya setiap selesai menggunakannya. Ini mungkin adalah salah satu kelebihan ngontrak jika dibandingkan ngekos

Banyak hal yang penting sebenarnya harus dibeli saat merantau seperti pemanas air, kabel, alat dapur, tv, printer, meja setrika, setrika, dan lainnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut ada juga sih yang tidak penting sekali untuk dibeli namun ya kalau tidak ada juga susah. Anak Kontrakan punya pilihan yang lebih baik dengan membeli barang-barang tersebut secara kolektif. Anak Kos juga bisa sebenarnya beli bersama tapi itu akan susah karena anak kos terbatasi oleh kamar mereka masing-masing.

Ruangan Bersama VS Kamar Bersama
Satu hal unik yang menunjukkan kesamaan antara kontrakan dan kosan ialah 'keramaiannya'. Ngekos dan Ngontrak berarti keramaian. Kalian, baik ngekos atau pun ngontrak, akan sama-sama belajar hidup bersama-sama dan pada akhirnya, di antara anak kosan atau kontrakan akan terjalin hubungan persahabatan yang erat. Jalinan persahabatan yang erat ini akan melahirkan kegiatan-kegiatan seru seperti : nonton film bareng, nonton sepak bola bareng, ngejam main musik, ngerumpi, makan bareng, dan bahkan sampai ketiduran bareng. "Hahaha, itu setidaknya pernah saya jalani selama saya ngekos atau un ngontrak". Kegiatan-kegiatan seru seperti itu tentu akan menghasilkan keramaian. Seperti pisau bermata dua, kegiatan seru ini bisa jadi hal positif atau negatif bagi kalian sendiri. Kenapa? Kegiatan Seru seperti ini akan sangat mengganggu kalian sendiri saat ada tugas, atau pun ujian. Dampak negatif ini akan sangat terasa pada anak kosan. Kenapa?

Kamar Tamu atau ruangan bersama adalah kebutuhan dasar dari komunitas sosial, itulah mengapa anak kosan akan butuh sekali dengan yang namanya ruang tamu. Jika kosan kalian tidak menyediakan fasilitas ruang tamu maka, kalian harus siap beramai-ramai di kamar salah satu teman tentunya.
Seperti dijelaskan bersama, ngekos berarti kalian menyewa sebuah kamar untuk kepentingan pribadi. Tidak semua kos-kosan menyediakan ruangan bersama untuk berinteraksinya anak kosan. Apalagi jika kalian memilih kos yang menyediakan harga rata-rata atau di bawah rata-rata, biasanya fasilitas standar mereka hanyalah kamar, kamar mandi luar untuk bersama dan syukur jika ada tempat cuci bersama. Pengalaman saya dulu waktu ngekos, kegiatan seru yang saya jelaskan sebelumnya hanya bisa kami lakukan bersama di salah satu kamar anak kosan atau di tempat parkir. Yap! tempat parkir. Salah satu pilihan terbaik kami dulu ialah melaksanakan kegiatan seru tersebut di salah satu kamar kos. Biasanya kamar kos ini akan terus menjadi basecamp, dengan kata lain, semua anak kosan ya senangnya kumpul di sana. Dalam pandangan saya dulu, hal ini agak mengganggu privasi dari si pemillik kamar karena ketahuilah, gara-gara dijadikan tempat kumpul, kamarnya penuh. Sering saya melihat si pemilik kamar akhirnya terpaksa begadang semalaman karena tidak dapat menyelesaikan tugas akibat terlalu ramai sebelumnya. Saya sendiri juga pernah merasakan hal tersebut. Kebetulan waktu ngekos, hanya dua orang yang membawa televisi dan salah satunya ialah saya. Setiap pertandingan bola di malam hari, kalau tidak kumpulnya di kamar saya, ya di kamar teman saya satunya. Bayangkan, bagaimana jika kalian harus bangun pagi besoknya untuk kuliah, mau bilang apa sama teman-teman kosan? Tentu akan ada rasa tidak enak untuk mencegah tetapi juga ada rasa terganggu, serba salah!

Saya akan bandingkan setelah saya ngontrak. Di rumah kontrakan saya yang baru, di sana lengkap ada kamar tamu untuk berkumpul (letaknya persis di bagian tengah rumah, sangat strategis untuk diakses semua penghuni), teras depan yang luas, dan halaman belakang yang sangat luas juga. Untuk urusan nonton tv, nonton bola, ngerumpi, sampai main akustikan , semuanya saya dan teman-teman lakukan di ruang tamu. Terkadang untuk ngerumpi di sore hari, sambil beberapa teman ngerokok atau ngopi, biasanya kami sering duduk-duduk di halaman belakang. Di sana anginnya sangat sejuk, dan beberapa teman juga sudah menaruh peralatan olahraga seperti barbel dan skiping rope yang siap dipakai untuk berolahraga. Untuk teman-teman kontrakan yang ternyata tidak ikut ngumpul bareng karena ada tugas atau kesibukan kuliah, biasanya mereka akan diam di kamar saja, dan kegiatan seru kami tidak akan mengganggu.

Kamar Rapi itu impian setiap orang. Coba bayangkan gimana caranya kamar bisa rapi jika teman-teman kalian setiap hari ngumpulnya di kamar kalian???
Ini semacam kelebihan dari ngontrak  jika dibandingkan ngekos. Akan tetapi, perlu kalian pertimbangkan juga, jika kalian adalah termasuk anak yang tidak terlalu suka keramaian atau bersosialisasi dengan yang lainnya, maka pilihan ngekos adalah pilihan terbaik kalian. Ngekos akan memberikan kallian privasi tinggi. Sedangkan untuk kalian yang memang suka rame-rame sama temen, pilihan ngontrak jauh saya anjurkan ketimbang ngekos.

Besok mau ujian nih. Aduh tapi kok temen-temen pada ngumpulnya di kamar kosku!!! Ini salah satu masalah yang kalian hadapi di kamar bersama di kos. Waktu kalian untuk belajar akan benar-benar terganggu. Jika kalian tinggal di kosan yang tidak menyediakan kamar tamu maka bersiaplah untuk kebagian jatah menjadi kamar bersama.
Tunggu Bagian Keduanya ya :D
Tulisan ini berhenti sampai di sini Mari saya ajak berlanjut ke halaman selanjutnya.
<<< lanjut ke Anak Kos atau Anak Kontrakan? (part 1) >>>

2 comments :

  1. jadi kalo menurut bli yang sudah pernah ngerasain ke2nya, enakan mana bli ngontrak apa ngekost ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena bli lebih prioritaskan bisa bareng sama temen" dan juga bisa berkreasi seenaknya tanpa diganggung oleh pemilik kos maka, bli lebih seneng untuk ngontrak. Yuda demenan ne cen???

      Delete

 

PENULIS DALAM KATA


"Saya Orang yang Hebat dengan Mimpi yang Hebat karena Tuhan yang Hebat melahirkan saya untuk mengubah Dunia ini menjadi lebih Hebat"

I Wayan Bayu Diatmika dalam Dream Clothing Company, 2011

Temukan saya di Instagram

Jepret-Jepret Lensa Nakal

Bangga Menjadi Bagian Indonesia

Bangga Menjadi Bagian Indonesia
Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat kaya. Alam yang Indah dengan Hasil Alam yang mellimpah. Iklim yang sangat baik untuk hidup. Manusia yang berlimpah dengan bakat dan kemampuan yang luar biasa. Budaya yang sangat maju, dan jauh lebih maju dibandingkan dengan negara yang mengaku sebagai negara yang maju dan adi daya saat ini. Kemampuan Spiritual di Indonesia juga sangat tinggi. Tuhan benar-benar dipahami dan diketahui oleh Leluhur Indonesia. Itulah Manusia, Alam, Budaya dan Tuhan yang selalu membuat kebanggan menjadi bagian dari Indonesia.

Tuhan, Manusia, Alam

Tiga hal yang harus diseimbangkan dalam mencapai kebahagiaan ialah Tuhan, Manusia dan Alam. Konsepsi Tertingginya ialah berbakti kepada Tuhan. Bakti tersebut turun ke dalam dua konsep berikutnya ialah menjaga hubungan baik dengan Manusia dan Alam. Muara dari pemahaman ini ialah tentang seberapa baik manusia memahami dirinya sendiri.

Kebenaran?

Kebenaran adalah Kepedulian. Saat engkau berbuat sesuatu kepada orang lain dengan berlandaskan pada Kepedulian maka di sana terdapat Kebenaran. Saat engkau berbuat Baik sekalipun kepada orang lain namun dengan berlandaskan menginginkan suatu balasan pahala dari Tuhan maka perbuatan tersebut telah menjauhi substansi kebenaran. Dimana kepedulian ditegakkan menjadi landasan perbuatan maka di sana kebenaran telah tumbuh sebagai Pohonnya. OM, Santi

TWEET @IWAYANBAYU

YUK KUNJUNGI ASESORISMU DI SINI

 Luh Pernak-Pernik
Salah satu brand lokal yang mencoba untuk memberikan jiwa indie dalam produknya, Luh Pernak-pernik hadir untuk memberikan anda aksesoris untuk mempercantik penampilan harian anda. Luh PernakPernik menawarkan produ-produk ekonomi berupa kalung dan perhiasan yang mampu meningkatkan kepercayaan diri anda. Luh PernakPernik fokus memberikan produk yang memuaskan sehingga dalam setiap produknya, Luh PernakPernik selalu mengemas produk dalam bentuk box perhiasan eksklusif yang mampu membuat anda semakin menyayangi perhiasan anda. Saat ini, Luh PernakPernik telah mengembangkan usahanya dengan bekerja sama dengan beberapa pengerajin perhiasan khas bali sehingga produk yang ditawarkan oleh Luh PernakPernik juga menyediakan produk-produk yang bernuansa adat bali dan nusantara indonesia.  

SVAHARYA si Karya Anak Bangsa

SVAHARYA si Karya Anak Bangsa
Kekuatan Seni dan Produk Seni Indonesia sangat kuat, pantas untuk disandingkan dengan produk mancanegara. Keinginan Anak Bangsa yang satu ini sangat kuat untuk mengangkat kain batik, endek, dan kerajinan kain asli Indonesia lainnya untuk menjadi produk-produk yang berkualitas dan menjual. Dengan konsep produksi yakni satu produk hanya dimiliki oleh satu orang saja, pembeli mana yang tidak ingin memiliki produk yang eksklusif, berkualitas, dan hanya ada satu di dunia. Mari temukan produk tersebut di sini, di Svaharya, www.svaharya.com