PROFIT, PEOPLE, PLANET - TRIPPLE BOTTOM LINE - TRI HITA KARANA (SEBUAH KESADARAN UNTUK KESELARASAN)

Kerusakan Alam, Ketidasejahteraan Manusia
sumber gambar : http://gispala.files.wordpress.com/2012/12/kerusakan-alam.jpg


"Saatnya terbangun dari kenyamanan tidur, menengok masalah yg tak terlihat namun membesar"

BISNIS YANG MULAI MENJAUHI KONSEP EKONOMI
Dewasa ini, Konsep Bisnis telah mengalami pergeseran dari Konsep Ekonomi. Ekonomi menggagas bahwa suatu bisnis dilakukan sebagai upaya manusia atau kelompok manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan agar memperoleh kesejahteraan. Hal yang berkebalikan terjadi di dalam dunia bisnis saat ini, Bisnis dijalankan bukan untuk memenuhi kebutuhan manusia melainkan untuk memenuhi keinginan manusia dalam memperkaya diri sendiri (self interest). Jadi, bisnis sekarang bukan hanya dilakukan untuk tujuan memenuhi kebutuhan manusia melainkan untuk memperkaya diri. Hal ini akhirnya menghasilkan bisnis yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.


sumber gambar : http://www.pesconsulting.co.uk
Kebutuhan Manusia itu sendiri juga telah mengalami perubahan yang sangat drastis. Apabila jaman dahulu saat bisnis mulai dijalankan manusia, kebutuhan manusia kurang lebih hanyalah kebutuhan terhadap sandang dan pangan saja, sekarang kebutuhan manusia telah menjadi hal yang bias antara sesuatu hal yang memang dibutuhkan manusia untuk hidup dengan sesuatu hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan manusia melainkan diinginkan manusia. Keinginan manusia tidak memiliki batasan, keinginan manusia ini kemudian membiaskan apa yang sebenarnya merupakan Kebutuhan bagi manusia dan mana yang sebenarnya hanyalah Keinginan Manusia. Hal inilah yang mendorong prilaku manusia yang rakus dan tercermin di dalam kegiatan bisnisnya yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Pencarian Keuntungan yang sebesar-besarnya merupakan bukti dari kerakusan manusia yang kemudian tersalurkan dari kegiatan berbisnisnya.

KERAKUSAN MODEL BISNIS
Kebutuhan Manusia yang terbiaskan oleh Keinginan Manusia yang Tiada Batasnya akhirnya berdampak pada Model Bisnis yang dijalankan menjadi sangat berbeda dan menjauhi gagasan awal dari Ilmu Ekonomi. Bisnis tidak lagi dijalankan untuk hanya memenuhi kebutuhan manusia melainkan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya sehingga dengan keuntungan tersebut keinginan manusia bisa terpenuhi dan ada banyak sisa keuntungan yang mampu digunakan untuk memperkaya diri manusia tersebut. Model Bisnis akhirnya menjadi suatu mesin pencari keuntungan sebesar-besarnya. Biar perlu, Bisnis tidak mengeluarkan biaya sama sekali namun mampu menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. Inilah bentuk dari Kerakusan Model Bisnis sekarang ini. Hal ini akhirnya berdampak apa?


Bisnis beralih ke prioritas keuntungan semata atau profit oriented. Hasilnya bisnis dilakukan dengan berbagai cara apapun yang bisa dilakukan agar mampu menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. Hal ini akhirnya menimbulkan prilaku bisnis yang meng-halalkan segala cara dan upaya agar mampu menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Bisnis tidak akan segan-segan mencuri uang dengan mengkeruk hasil alam dengan membabi buta, menebang pohon seenaknya, memperbudak masyarakat dan karyawannya, dan berbagai tindakan buruk lainnya dengan tujuan mencapai keuntungan yang semaksimal mungkin. Apapun yang mampu memberikan kontribusi keuntungan yang besar akan mereka lakukan walaupun tindakan tersebut adalah tindakan yang buruk dan bertentangan dengan prinsio-prinsip etika dan norma. Inilah cerminan dari bisnis konvensional saat ini. Anda bisa amati di lingkungan di sekitar anda. Pernahkah pabrik-pabrik memperhitungkan bagaiman dampak saat asap-asap  dan limbah yang mereka buang terhadap kesehatan anda dan alam yang anda gunakan sebagai tempat tinggal? Pernahkah perusahaan-perusahaan tambang asing tersebut memperhitungkan bagaimana dampak akibat penambangan mereka di bumi ini? Silahkan anda pikirkan dan temukan contoh di lingkungan sekitar anda dan mulailah sadar bahwa bisnis-bisnis yang selama ini terlihat sangat baik dan tidak bermasalah tersebut sebenanrya menyembunyikan suatu prilaku rakus manusia, menyembunyikan permasalahan besar bagi kelangsungan alam dan kesehatan anda.


Ini bukanlah gambar Pemetaan Iklim, Ini adalah Foto Satelit yang mencitrakan bagaiamana Papua kita dieskplorasi besar-besaran oleh MEREKA
Sumber gambar : http://4.bp.blogspot.com

KETIDAKSEJAHTERAAN MANUSIA DAN RUSAKNYA ALAM
Coba tengok ke lingkungan sekitar anda, apakah anda merasakan suatu perubahan? Coba rasakan apakah hawa lingkungan anda masih sama sebaik dulu atau lebih buruk? Apakah Hujan sekarang seseuai dengan perputaran iklim dulu? Apakah air yang anda minum dan gunakan masih sebersih dulu? Jawabannya tidak. Lihat berbagai isu-isu alam seperti pemanasan global, perubahan iklim, gundulnya hutan, tercemarnya udara, limbah beracun yng tak dapat diurai dan lainnya, Bisnis merupakan penyumbang terbesar dari kerusakan alam kita ini. 


Asap Pabrik yang mengepul tanpa terkendali, pencemaran udara
sumber gambar : http://omahkendeng.org/wp-content/uploads/2013/02/needigest.jpg
Bisnis Pertambangan melakukan ini pada Alam
Sumber : http://stat.ks.kidsklik.com
Bisnis konvensional memprioritaskan pada keuntungan sehingga bisnis melupakan faktor penting yakni alam. Bisnis menciptakan produk-produk dengan sampah yang tak terurai, membuang limbah pabrik dan kemudian mencemari udara dan sungai di wilayah anda, menghasilkan produk yang merusak kesehatan manusia. Bisnis melupakan dampak-dampak yang disebabkan akibat operasi bisnis tersebut karena apabila memperhitungkan dampak tersebut beberapa bisnis yang sebenarnya tidak layak untuk diteruskan karena membawa ide perusakan alam akah mati, apabila memperhitungkan dan memberikan kontribusi untuk memperbaiki dampak yang bisnis ciptakan maka akan meningkatkan pengeluaran biaya yang akhirnya menimbulkan penurunan keuntungan. Semuanya kembali pada Kerakusan Model Bisnis yang memprioritaskan pada Maksimalisasi Keuntungan dan kemudian mengabaikan perhatian pada dampak yang diciptakannya pada alam.


Penduduk Asli hanya bisa menikmati kekayaan alamnya dengan cara begini, miris
Sumber : http://punyarasa.files.wordpress.com/2012/01/1103tambang_emas_bombana_yusuf097.jpg
Prilaku seperti akan menurun pada ketidaksejahteraan manusia. Bisnis akan menciptakan prilaku pembudakan manusia, mengatur gaji yang tidak sesuai pada karyawan, menciptakan produk-produk yang merusak kesehatan pelanggannya, dan kontribusi buruk mereka pada alam nantinya akan berdampak tidak langsung pula pada kesejahteraan manusia. Manusia hidup dengan kebutuhan tinggi pada alam, jika alam rusak bagaiamana manusia akan mampu sejahtera dan melanjutkan kehidupannya? Inilah pertanyaan besar bagi kita! Apabila model bisnis rakus ini terus dilanjutkan, apakah anda yakni anda akan mampu bertahan hidup? Apakah anda yakni nanti anak cucu anda akan mampu menikmati kesejahteraan? Anda yakni anak cucu anda nanti akan mampu makan dan minum seperti anda sekarang ini? Hal ini akan ini akan kembali membawa kita pada fakta bahwa Manusia membutuhkan Alam untuk hidup.

Sekarang apakah model bisnis rakus seperti ini akan terus dipertahankan? Sebenarnya tidak semua bisnis menjalankan kerakusan seperti itu, masih ada beberapa bisnis yang menjalankan bisnisnya dengan baik dan wajar, namun jumlah masih terlalu minim dan tidak sekuat bisnis yang rakus. Apakah anda masih akan membiarkan model bisnis rakuks seperti itu bertahan dan menentukan nasib anda di bumi ini?


Penebangan Pohon
Sumber gambar : http://www.portalkbr.com/berita/nasional/__icsFiles/afieldfile/2013/03/21/kerusakan-lingkungan.jpg
Bisnis merupakan penyumbang terbesar pada kerusakan alam dan jatuhnya kesejahteraan manusia di beberapa tempat. Bisnis sebenarnya memiliki substansi yang sangat baik, namun substansi ini tergerus akibat kerakusan manusia yang menjalankannya. Memperbaiki Model Bisnis sekarang ini adalah upaya yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki dan mengubah Model Bisnis Kerakusan ini. Elkington (1997) memperkenalkan Konsep TBL yang menekankan pada model bisnis yang bukan mengarahkan tujuannya pada Keuntungan melainkan pada Sustainability atau perkembangan yang berkelanjutan. Nilai Sustainability ini disokong oleh tiga pilar yakni profit, people and planet. Sebuah gagasan yang sangat baik dan didukung oleh banyak pihak dalam bisnis hingga saat ini. Konsep TBL inilah yang kemudian melahirkan pendekatan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk dijalankan oleh bisnis. Konsep ini memiliki keselarasan dengan Kandungan Budaya Warisan Leluhur yang berkembang dan dijaga sampai sekarang ini di Pulau Bali. Warisan tersebut merupakan konsep mengenai THK (Tri Hita Karana). THK sendiri merupakan gagasan yang mengusung nilai keharonisan antara tiga pilarnya yakni parahyangan, pawongan and palemahan untuk mencapai suatu kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan. Pengimlementasian THK dan TBL merupakan penyelaran antara warisan budaya lokal dengan konsep internasional. Penyelarasan ini akan mampu menunjukkan bahwa leluhur kita telah memiliki kesadaran yang jauh melebihi perkiraaan kita yang tercermin dari konsep THK yang selaras dan jauh lebih luas dibandingkan Konsep TBL. Penyelarasan TBL dan THK juga akan mampu memberikan suatu pondasi kuat untuk membentuk suatu Model Bisnis yang lebih baik dibandingkan Model Bisnis Rakus.

KONSEP TRIPLE BOTTOM LINE (TBL)
Tripple Bottom Line merupakan sebuah pendekatan yang dipopulerkan oleh Elkington sekitar tahun 1997. Pendekatan ini mengagas ide bahwa suatu bisnis haruslah memperhatikan pada sustainability atau perkembangan yang berkelanjutan dari bisnis itu sendiri. Pendekatan ini muncul sebagai antitesis dari pendekatan konvensional bisnis yang berorientasikan pada perkembangan keuntungan semata.

Ide dari pendekatan ini ialah suatu perkembangan berkelanjutan dari suatu bisnis jauhlah lebih menguntungkan untuk diperhatikan ketimbang pertumbuhan keuntungan semata. Perkembangan berkelanjutan ini kemudian diturunkan pada suatu ide bahwa bisnis yang memiliki keinginan untuk mencapai suatu perkembangan berkelanjutan, selain memperhatikan keuntungan, haruslah memperhatikan kepentingan pada kesejahteraan manusia serta alam. Jadi intinya, bisnis dalam menjalankan operasinya harus memperhatikan kepentingan dari manusia dan alam, yang nantinya akan mampu memberikan kontribusi berupa keuntungan pada bisnis tersebut, dan apabila ketiga pilar tersebut (manusia, alam, dan keuntungan) diharmoniskan dengan baik akan mampu memberikan suatu sustainability  bagi bisnis. Ide ini menekankan pada pendekatan bisnis kepada profit, people and planet, dimana pendekatan kepada tiga pilar tersebut haruslah harmonis, tidak boleh ada yang lebih diperhatikan, melainkan harus diperhatikan ketiganya dan kemudian diharmoniskan. Dengan begitu, niscaya bisnis tersebut akan mampu berkembang dengan berkelanjutan.

KONSEP TRI HITA KARANA (THK)
Tri Hita Karana berasal dari 3 kata, Tri, Hita, dan Karana. Tri berarti tiga, Hitaberarti Kebahagiaan atau Kesejahteraan, dan Karana berarti penyebab. Jadi, Tri Hita Karana berarti tiga penyebab terjadinya kebahagiaan. Tri Hita Karanakemudian akan saya sebut sebagai THK.
Konsep THK mengedepankan tiga penyebab yang mampu menimbulkan kebahagiaan atau kesejahteraan bagi kehidupan.  Tiga penyebab kebahagiaan ialah :


  1. Parahyangan : menjaga hubungan baik dengan Tuhan
  2. Pawongan : menjaga hubungan baik dengan manusia dan komunitas sekitar,
  3. Palemahan : menjaga hubungan baik dengan lingkungan, yakni alam yang terlihat dan alam yang tidak terlihat. Alam yang terlihat ialah batu, tanah, gunung, sungai, laut, hewan, serta tumbuhan, dan lain halnya yang ada di alam tempat kita tinggal. Alam yang tidak terlihat ini merupakan alam lain selain alam tempat kita tinggal, di sini artinya kita harus menghormati keberadaan alam lain dan menjaga suatu keharmonisan antara keduanya.

Jadi, konsep THK mengajarkan pada manusia untuk menjaga keharmonisan antara tiga penyebab kebahagiaan, agar manusia mampu memperoleh kebahagiaan, kedamaian dan kesejahteraan di dalam kehidupan ini. Manusia tinggal dan makan dari alam, sudah sepantasnya manusia menghormati keberadaan alam. Hewan, tumbuhan, air, udara, bebatuan dan lain halnya adalah hal yang dibutuhkan manusia untuk hidup, tanpa itu semua, manusia akan mati. Jadi, manusia harus menjaga alam tempat mereka tinggal, tidak merusaknya, dan tetap menjaganya lestari dan harmonis. Selain itu, selain alam yang terlihat, alam kita sebenarnya juga berdampingan dengan alam lain yang diciptakan oleh Tuhan dan tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang. Banyak manusia yang sensi pada alam-alam lain selain alam yang terlihat, bahkan manusia sekarang cenderung membenci dan tidak menjaga keharmonisannya dengnan alam lain. Hal ini harus diperbaiki, kita tidak hidup sendiri, jadi sudah seharunya kita sadar bahwa menjaga keharmonisan dengan alam lain adalah hal yang sangat diperlukan dalam kehidupan ini.


Orang lain dan Masyarakat tempat manusia tinggal adalah lingkungan terdekat manusia dalam hidup. Pawongan adalah menjaga hubungan baik dengan orang tua, keluarga, RW, komunitas di sekitar, dan lingkungan sosial lainnya. Menjaga hubungan harmonis dengan orang lain adalah hal yang sangat penting, karena pada intinya kita sebagai manusia adalah mahkluk sosial, kita tidak dapat hidup sendirian di dunia ini, kita membutuhkan orang lain. Jadi, manusia harus menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya.

Manusia dan Harmonisasinya dengan Alam,  Cerminan dasar dari Harmonisasi dengan Tuhan sebagai Pencipta Manusia dan Alam tempat Tinggal Manusia
Sumber gambar : http://suaramarhaenbali.files.wordpress.com/2012/01/her.jpg

Tuhan adalah sumber dari kita semua ini. Tuhan yang menciptakan Alam (Palemahan) dan Manusia lainnya (Pawongan). Beliaulah yang memberikan kita kehidupan dan segala kebutuhan kita dalam hidup melalui palemahan dan pawongan. Menjaga hubungan baik dengan Tuhan adalah hal paling utama dan sangat penting bagi kita dalam kehidupan ini. Menjaga hubungan baik dengan Tuhan akan tercermin dari kegiatan kita seperti Bersembahyang, Sholat, Beribadah, Meditasi, Bersyukur, dan tentunya dengan menghormati palemahan dan pawongan yang telah diciptakan Tuhan untuk mendukung kehidupan kita di dunia ini. 



THK menggusung konsep bahwa dalam mencapai suatu kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagiaan dalam kehidupan ini kita haruslah memperhatikan keharmonisan antara berhubungan dengan Manusia di sekitar kita, kemudian menjaga kelesetarian Alam yang kita gunakan sebagai tempat hidup, kemudian sebagai puncaknya kita menjaga keharmonisan dengan Tuhan sebagai pencipta dari Manusia dan Alam serta kita sendiri. Keharmonisan pada ketiga pilar THK akan mampu mengantarkan kebahagiaan dalam kehidupan kita. Hal ini selaras dengan konsep TBL dengan pendekatan di dunia bisnis. TBL mengusung keharmonisan bisnis dalam tiga pilar yakni Manusia, Alam dan Keuntungan.. Dua pilar TBL dan THK yakni secara harfiah sangat mirip ialah Pilar Manusia dan Alam. 

KESELARASAN KONSEP THK DAN TBL
Peta Konsep THK dan TBL dalam suatu Keselarasan
Konsep THK dan TBL sama-sama menggagas bahwa suatu bisnis untuk mencapai suatu kesejahteraan, yang tercermin dalam perkembangan yang berkelanjutan dalam bisnis tersebut (sustainability), bisnis haruslah dijalankan dengan mengharmoniskan perhatian pada Manusia dan Alam. Keuntungan Bisnis merupakan pilar TBL yang merupakan hasil bisnis, dimana keuntungan tersebut haruslah sejalan dengan Keuntungan yang baik dan halal, mampu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Menjaga Pertumbuhan Keuntungan yang bertangungjawab kepada Tuhan berarti Bisnis menjaga suatu hubungan yang baik dengan Tuhan, hal ini merupakan pilar dari THK. 

Manusia dan Alam merupakan dua pilar yang menunjukkan kesamaan konsep antara TBL dan THK. Kemudian, Pertumbuhan Keuntungan yang baik dan mampu dipertangggungjawabkan kepada Tuhan merupakan Pilar dari TBL yang selaras dengan Pilar THK, yakni keharmonisan dengan Tuhan. Pertumbuhan Keuntungan yang berasal dari proses bisnis yang tidak baik, dalam artian keuntungan tersebut tidak halal, berarti tidak mampu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan sehingga Pertumbuhan Keuntungan tersebut tidaklah selaras dengan keharmonisan kepada Tuhan. Keselarasan TBL dan THK berarti tercermin dalam suatu bisnis yang menjalankan bisnisnya dengan baik dimana bisniss tersebut dalam beroperasi tidak akan merusak kelestarian alam, mampu mensejahterakan manusia di dalam bisnis dan di sekitar bisnis tersebut dijalankan, lalu dengan berjalannya bisnis dengan baik akan mampu menghasilkan suatu keuntungan yang baik, halal dan mampu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. 


FOKUS PADA KESEJAHTERAAN MANUSIA (PEOPLE)
Bisnis dikonsep dan dijalankan oleh manusia. Walaupun bisnis dikonsep oleh satu orang manusia tetapi upaya untuk menjalankan konsep bisnis tersebutlah harus melibatkan orang lain berupa perekrutan karyawan dan pekerja. Dalam hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa suatu konsep bisnis tidak akan mampu dijalankan tanpa keterlibatan manusia di dalamnya. Manusialah yang menggerakan roda-roda bisnis agar mampu berjalan dan berkembang.


sumber gambar : http://www.gcnlive.com/assets/WPimg/people.
Bisnis selain melibatkan manusia dalam lingkungan kerjanya, sebagai karyawan, pekerja, dan manajer, juga membutuhkan orang lain di luar lingkungan kerja bisnis tersebut, seperti pelanggan, supplier, investor, kreditor, pemerintah, masyarakat di sekitar bisnis tersebut, masyarakat di wilayah/negara bisnis tersebut dijalankan, dan komunitas manusia lainnya yang dipengaruhi dan memiliki kepentingan kepada bisnis tersebut. Setiap manusia yang terlibat dan dipengaruhi oleh bisnis tersebut akan memiliki kepentingan tersendiri terhadap bisnis tersebut. Kepentingan tersebut bermacam-macam, ada yang selaras dengan keinginan dari bisnis dan ada yang tidak selaras. Setiap bisnis umumnya berkeingininan untuk bertahan dan terus berkembang. Dewasa ini, bisnis konvensional umumnya memiliki keinginan untuk memperoleh keuntungan. Dengan adanya berbagai kepentingan tersebut, suatu bisnis haruslah memiliki kemampuan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan tersebut agar mampu bertahan dan berkembangan serta mampu menghasilkan keuntungan.

Menyelaraskan berbagai kepentingan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Kepentingan-kepentingan yang selaras dengan kepentingan bisnis mungkin akan jauh lebih mudah untuk diterima, namun kepentingan-kepentingan yang tidak selaras dengan keinginan perusahaan akan menyulitkan bisnis. Bisnis yang tidak mampu menyelaraskan berbagai kepentingan tersebut mungkin saja akan mampu untuk bertahan, berkembang, dan mendapatkan keuntungan, namun bisnis tersebut telah melewatkan satu poin penting yang disebut dengan kesejahteraan manusia. Perhatian terhadap kesejahteraan manusia ialah satu hal yang sangat penting dilakukan oleh bisnis. Bisnis yang tidak mampu mewujudkan kesejahteraan terhadap manusia yang terlibat dan dipengaruhinya mungkin bisa bertahan, berkembang dan memperoleh keuntungan, namun hal itu hanya bersifat jangka pendek. Dalam jangka panjang, bisnis yang mengabaikan poin kesejahteraan manusia yang terlibat dan dipengaruhinya akan mendapatkan banyak serangan dari manusia-manusia yang merasa tidak sejahtera akibat keberadaan bisnis tersebut. Keberlanjutan dari bisnis seperti itu hanya menunggu waktu hingga ia bangkrut dan musnah.



Kesejahteraan Manusia adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan bisnis. Dengan menggunakan Pendekatan THK dan TBL, suatu bisnis haruslah mampu menjaga keharmonisan dengan manusia-manusia di sekitarnya. Bisnis yang tidak mampu memperhatikan kesejahteraan manusia di sekitar bisnis berarti tidak mampu menjaga keharmonisan dengan manusia di sekitarnya. Hal ini akan merusak salah satu pilar dari THK dan TBL, yakni keharmonisan dengan manusia. Tiga Pilar THK dan TBL harus dijalankan dengan selaras agar bisnis mampu memperoleh kesejahteraannya. Apabila satu pilar ini tidak mampu dijaga oleh bisnis, maka bisnis tersebut akan jauh dari kata Kesejahteraan. Manusia yang berada di sekitar bisnis apabila merasa tidak sejahtera dengan keberadaan bisnis tersebuut tidak akan berdiam diri melainkan cenderung untuk melakukan perlawanan dan serangan terhadap bisnis. Hal inilah yang akan membahayakan bisnis. Bisnis akan diserang oleh manusia di sekitarnya dan apabila bisnis tersebut tidak mampu merespon serangan tersebut dengan baik, merespon dengan kemudian memfokuskan perhatiannya pada pemenuhan kesejahteraan manusia, maka akan memperoleh kehancuran. Bisnis tersebut tdiak akan mampu bertahan hidup.


FOKUS PADA KELESTARIAN ALAM (PLANET)


Menjaga Bumi dan isinya agar tetap lestari
sumber gambar : 

Alam merupakan korban terbesaar Bisnis Rakus. Bisnis seringkali mengorbankan alam agar mampu menghasilkan keuntungan yang semaksimal mungkin. Kita ambil contoh bisnis pertambangan. Pertambangan mengeruk tubuh bumi untuk menghasilkan hasil tambang yang kemudian mereka konversikan menjadi keuntungan. Semakin banyak bisnis tambang mengeruk bumi maka akan semakin banyak pula keuntungan yang mereka dapatkan. Semakin banyak keuntungan yang mereka dapatkan berarti semakin rusak bumi akibat pengerukan mereka tersebut. Pemikiran inilah yang benar-benar dilakukan oleh bisnis tambang.

Bisnis-bisnis lainnya seperti bisnis yang menggunakan sistem pabrikasi. Pabrik mereka adalah penyumbang kerusakan terbesar kepada Udara dan Air. Pabrik terus-menerus mengolah hasil pabrik kemudian membuang ampas pabrikasi berupa limbah cair dan limbah udara. :Limbah Udara dikeluarkan melalui pipi-pipa besar dan kemudian langsung merusak kebersihan udara. Limbah Pabrik ini kemudian dalam jangka waktu yang tidak tergolong panjang kemudian mengakibatkan dampak kepada kekuatan ozon kita, itu yang sering kita sebut sebagai gas rumah kaca. Lalu, Limbah Cair mereka kemudian dibuang melalui pipa bawah tanah yang kemudian bermuara di sungai. Alhasil, sungai menjadi kotor, kita tidak mampu lagi menikmati air bersih untuk kita konsumsi dan gunakan hidup. Melihat kesempatan ini muncullah bisnis air minum mineral. Mereka mencoba menyediakan air minum mineral yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Sebuah ide yang cerdas namun sebenarnya tidak perlu apabila kita melihat bahwa bumi ini hampir 70%nya adalah air, kita dapat memperoleh air bersih kapan saja, namun bisnis merusak fakta tersebut dan membuat ketersediaan air bersih menjaadi suatu hal yang langka. Fakta buruk ini kemudian ditambah dengan tingkah laku Bisnis Air Minum Mineral yang menyedot air bawah tanah sebanyak mungkin agar mereka mampu menghasilkan cukup banyak produk air minum yang dapat dikonversikan menjadi keuntungan. Hasilnya, daerah di sekitar pabrik air minum mineral menjadi sangat kering. Pepohonan bahkan tidak mampu tumbuh dengan baik akibat tidak tersedianya air bawah tanah yang mencukupi. Masyarakat di sekitar wilayah bisnis ai minum kemudian kena imbasnya. Mereka yang semulanya sangat mudah menikmati yang namanya air bersih kemudian malah kesulitan menikmati air minum bersih. Mereka sekarang harus membelinya. Inikah kesejahteraan?

Sekali bisnis mengabaikan perhatian mereka kepada alam maka akan mengakibatkan suatu dampak tidak langsung dan berjangka panjang kepada kesejahteraan manusia. Bisnis memerlukan manusia untuk menggerakkannya, oleh karena itu salah satu pilar dasar bisnis adalah kesejahteraan manusia. Salah satu pondasi kuat untuk mewujudkan kesejahteraan manusia ialah dengan memfokuskan perhatian bisnis kepada Kelestarian Alam. Manusia hidup memerlukan alam. Jika alam rusak, Manusia akan jauh dari kata sejahtera. Bisnis pun memerlukan alam untuk menjalankan bisnisnys. Jika alam rusak, Bisnis akan menjalankan bisnisnya dimana? Apa yang akan dioleh oleh bisnis untuk terus berkembang dan hidup? Inilah yang harus selalu dicamkan oleh bisnis, bisnis memerlukan alam untuk hidup dan untuk menjaga kuat pondasi pilar kesejahteraan manusia. Menjaga kelestarian alam merupakan pilar kedua dari konsep TBL dan THK yang harmonis. Fokus kepada kelestarian alam berarti menjalankan konsep bisnis yang bertanggung jawab terhadap alam.

Beberapa bisnis memang pada dasarnya mengandung ide yang merusak alam, misalnya : bisnis tambang, penbebang pohon, pabrikasi, dan lainnya. Bisnis-bisnis seperti ini memiliki cacat bawaan saat lahir namun bisnis seperti ini harus ada untuk memenuhi kebutuhan manusia dan peradaban. Bisnis Penghasil Kayu misalnya, bisnis harus ada untuk menyediakan kebutuhan manusia akan kertas, kayu untuk membuat rumah, kayu untuk membuat perabotan dan lainnya. Bisnis tambang, bisnis ini harus ada untuk memenuhi kebutuhan manusia akan barang tambang. Jadi, walaupun bisnis-bisnsi seperti itu memiliki cacat bawaan, mereka harus ada untuk menjawab kebutuhan manusia. Namun, ada satu hal penting yang perlu digarisbawahi dari Fokus Kelestarian Alam. Bisnis boleh saja menggunakan alam ini untuk berusaha memenuhi kebutuhan manusia tetapi bisnis harus fokus pada tanggung jawabnya untuk memperbaiki alam agar kelestariannya terjaga. Untuk mampu menciptakan aplikasi seperti itu, nurani yang bersih dan tidak rakus adalah jawaban untuk para bisnis tersebut. Kelestarian Alam yang rusak merupakan dampak dari kerakusan bisnis untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Bisnis haruslah bertanggungjawab pada perbuatannya kepada alam. Alam sudah menyediakan hasil alam untuk menghasilkan keuntungan maka sudah tanggungjawab bisnis untuk menjaga kelestariannya. Hal yang perlu diingat oleh bisnis untuk mewujudkan fokus ini ialah mengingat bahwa :


  1. Bisnis tidak akan mampu lagi bertahan dan berkembang apabila Alam rusak dan hilang kelestariannya.
  2. Alam sudah menghasilkan Keuntungan kepada Bisnis, Bisnis haruslah bertanggungjawab pada Alam sebagai timbal balik.
  3. Bisnis harus meninggalkan Konsep Keuntungan Maksimal sebagai orientasinya. Hal ini akan menghilangkan prilaku rakus dari bisnis.
  4. Sustainability Development adalah orientasi bisnis yang jauh lebih baik. Orientasi ini mencerminkan Kelestarian Alam yang baik dan kemudian akan mampu mendukung Bisnis menghasilkan Keuntungan terus-menerus untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan dari bisnis.

Bisnis harus berubah dari sekarang, bisnis harus fokus kepada kelestarian alam. Jika tidak, bukan hanya alam yang akan rusak, kehidupan manusia akan sangat tidak sejahtera akibat alam yang rusak. Hal ini kemudian juga mengakibatkan bisnis akan tidak mampu bertahan dan akhirnya musnah.

KEHARMONISAN PADA FOKUS KESEJAHTERAAN MANUSIA DAN LESETARIAN LINGKUNGAN DENGAN PERTUMBUHAN KEUNTUNGAN (RESPONSIBLE PROFIT)
Bisnis yang memperhatikan fokusnya pada 2 pilar THK dan TBL, yakni Manusia dan Alam akan memperoleh sustainability development dengan baik. Hal ini akan mencerminkan pula suatu pertumbuhan keuntungan yang baik bagi bisnis. Bisnis memperhatikan kesejahteraan manusia yang berada di dalam lingkungannya sebagai penggerak bisnis tersebut. Kesejahteraan Manusia yang menggerakkan diperhatikan dengan menghindari prilaku perbudakan dan mencoba mewujudkan suatu kesejahteraan melalui pemberian gaji atau upah yang layak, memberikan kesempatan karyawan dan pekerja untuk berkembang, serta memberikan kenikmatan-kenikmatan yang bervariasi yang mampu meningkatkan kenyamana karyawan untuk bekerja dan loyalitas karyawan untuk bekerja menggerakkan bisnis. Bisnis yang mampu mewujudkan kesejahteraan ini kepada karyawannya akan mampu meningkatkan produktivitasnya dan menggerakkan pertumbuhan keuntungan yang baik.

Fokus pada kesejahteraan manusia bukan hanya kepada karyawan dan pekerja yang berada dalam lingkungan bisnis melainkan juga kepada manusia yang dipengaruhi oleh bisnis tersebut, seperti pelanggan, supplier, dan masyarakat yang berada di sekitar bisnis. Memperhatikan Kesejahteraan mereka berarti mampu mengharmoniskan kepentingan-kepentingan mereka terhadap bisnis. Bisnis harus mampu memuaskan pelanggan dan memberikan pelanggan produk yang baik. Produk yang baik berarti produk yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan pelanggannya. Hal ini akan menolak pemberian produk-produk yang buruk seperti makanan junkfood, kosemetika yang merusak kesehatan, dan berbagai produk lainnya yang mampu menurunkan kualitas hidup dari pelanggan. Fokus kepada supplier berarti mampu mewujudkan rasa kerjasama bisnis yang baik dalam artian bisnis tidak merugikan salah satu pihak. Berikan kesempatan supplier untuk berkembang dan berikan apa yang memang menjadi haknya. Fokus pada supplier juga berarti menolak keberadaan supplier-supplier yang menjalankan bisnisnya dengan baik kemudian mampu memberikan masukan pada supplier tentang bagaiaman konsep bisnis yang jauh lebih baik. Kemudian, fokus kepada masyarakat sekitar berarti memberikan perhatian yang baik dan bertanggungjawab kepada masyarakat di sekitar bisnis tersebut dijalankan. Bisnis telah mengeruk keuntungan dari wilayah mereka, berarti sudah hal yang wajib dilakukan oleh bisnis untuk bertanggungjawab dan membalas budi bagi masyarakat di sekitar. Sejahterakan masyarakat tersebut, berikan kesempatan masyarakat untuk berkembang dan menggerakkan taraf hidupnya, subsidikan sejumlah keuntungan anda untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini bukan berarti mendukung prilaku malas kepada masyarakat melainkan mencoba untuk memberikan dana untuk masyarakat untuk menggerakan perekonomian mereka agar mereka juga nanti kelak mampu mensejahterakan diri mereka sendiri. Masyarakat sekitar yang sejahtera akibat sumbangsih bisnis akan merasa loyal dan bangga dengan keberadaan bisnis dan kemudian akan mampu memberikan kontribusi yang tidak langsung kepada bisnis untuk berkembang dan terus hidup.


Fokus pada kesejahteraan tidak hanya sebatas pada memberikan kontribusi langsung kepada manusia melainkan juga kepada Alam tempat mereka tinggal, dimana bisnis tersebut dijalankan. Bisnis memanfaatkan alam untuk beroprasi, jadi sudah seharusnya bisnis memberika rasa tanggungjawab dan balas budinya kepada alam. Buatlah alam menjadi lestari, sehingga dengan begitu, secara tidak langusng bisnis akan mewujudkan kesejahteraan manusia dan memberikan kesempatan kepada bisnis itu sendiri untuk terus berkembang, hidup dan beroperasi. Bisnis-bisnis yang memang dalam ide lahirnya mengharuskan untuk mengeruk bumi harus lebih giat menfokuskan dirinya pada kegiatan melestarikan alam. Bisnis seperti ini sangat bergantung kepada keberadaan dan kelestarian alam. Jika alam rusak, maka bisnis seperti ini tidak akan mampu lagi untuk hidup karena mereka tidak memiliki sumber lagi untuk dikerjakan sehingga bisnis akan mati. Jadi, sudah seharusnya bisnis sadar bahwa kelestarian alam adalah hal yang sangat mendukung keberhasilan bisnis tersebut untuk bertahan dan berkembang.


Bisnis yang mampu menyelaraskan dua pilar THK dan TBL, yakni manusia dan alam, akan mendapatkan manfaat berupa pertumbuhan keuntungan yang baik. Alam yang lestari akan senantiasa membuat Manusia menjadi sejahtera. Manusia yang sejahtera akan merasa senang dengan keberadaan bisnis. Pelanggan akan sangat loyal dengan produk bisnis itu sendiri, kemudian akan memberikan pertumbuhan keuntungan yang berkelanjutan kepada bisnis. Pertumbuhan Keuntungan ini akan terus membawa bisnis berkembang dan hidup.

MENYERTAKAN RASA TANGGUNG JAWAB PADA TUHAN DI DALAM KONSEP BISNIS DAN PELAKSANAAN BISNIS
Konsep TBL dan THK mengarahkan bisnis untuk mewujudkan sustainability development, yang di dalamnya juga berarti pertumbuhan keuntungan yang baik. Keuntungan merupakan hasil dari operasi bisnis. Bisnis yang mampu mengharmoniskan dua pilar THK dan TBL, yakni alam dan manusia, akan menerima manfaat yakni pertumbuhan keuntungan yang baik. Namun, harus diingat, pertumbuhan keuntungan yang baik hanya akan dapat terjadi apabila bisnis mampu menghasilkan suatu Keuntungan yang dapat dipertanggungjawabkan (responsible profit). Hal ini berarti keuntungan tersebut bukan berasal dari perbudakan manusia dan perusakan alam. Keuntungan tersebut bukan berasal dari kerakusan manusia. Dan pada puncaknya, keuntungan tersebut haruslah mampu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Keuntungan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan hanyalah keuntungan yang wajar dan halal. Sekali bisnis tersebut tidak menjalan operasinya dengan wajar dan halal maka keuntungan yang dihasilkan tidak akan mampu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Dalam Islam, keuntungan-keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan yang tidak baik dan tidak halal akan diharamkan oleh Allah (Tuhan). Hal ini juga didukung oleh konsep Injil dan Tri Pitaka, Bisnis yang baik adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan yang wajar dan halal. Dalam ajaran Hindhu yang berkembang di Bali, keuntungan yang tidak baik akan terikat pada Hukum Karmaphala. Keuntungan yang tidak baik akan memperoleh ganjaran yang tidak baik kelak. Keuntungan seperti ini biasanya akan bersifat tidak jangka panjang dan cenderung kelak akan menjerumuskan bisnis pada kehancuran.

Keuntungan adalah pilar ketiga dari THK dan TBL. TBL mengarahkan bahwa bisnis memang harus mencari keuntungan namun dengan tidak me;upakan dua pilar lainnya. Dalam THK, keuntungan yang baik dicari oleh bisnis adalah keuntungan yang mampu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. THK mengarahkan pada konsep hubungan baik kepada Tuhan. Jika bisnis tidak mampu menghasilkan keuntungan yang baik dan halal, dan mamppu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, berarti bisnis tersebut tidak menjaga hubungan baiknya kepada Tuhan. Fondasi ketiga dari THK dan TBL ini, Keuntungan yang bertanggungjawab, adalah pondasi yang harus dipegang kuat oleh bisnis. Pilar ketiga ini harus digagas saat konsep bisnis tercipta. Kemudian dalam operasinya, dua pilar lainnya harus difokuskan dengan sangat tinggi. Dengan fokus kepada dua pilar, alam dan manusia, bisnis akan mampu menghasilkan keuntungan yang baik dan halal. Keuntungan yang baik dan halal inilah yang akan menjadi pilar ketiga dari pengimplementasian konsep THK dan TBL oleh bisnis tersebut.



0 comments :

Post a Comment

 

PENULIS DALAM KATA


"Saya Orang yang Hebat dengan Mimpi yang Hebat karena Tuhan yang Hebat melahirkan saya untuk mengubah Dunia ini menjadi lebih Hebat"

I Wayan Bayu Diatmika dalam Dream Clothing Company, 2011

Temukan saya di Instagram

Jepret-Jepret Lensa Nakal

Bangga Menjadi Bagian Indonesia

Bangga Menjadi Bagian Indonesia
Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat kaya. Alam yang Indah dengan Hasil Alam yang mellimpah. Iklim yang sangat baik untuk hidup. Manusia yang berlimpah dengan bakat dan kemampuan yang luar biasa. Budaya yang sangat maju, dan jauh lebih maju dibandingkan dengan negara yang mengaku sebagai negara yang maju dan adi daya saat ini. Kemampuan Spiritual di Indonesia juga sangat tinggi. Tuhan benar-benar dipahami dan diketahui oleh Leluhur Indonesia. Itulah Manusia, Alam, Budaya dan Tuhan yang selalu membuat kebanggan menjadi bagian dari Indonesia.

Tuhan, Manusia, Alam

Tiga hal yang harus diseimbangkan dalam mencapai kebahagiaan ialah Tuhan, Manusia dan Alam. Konsepsi Tertingginya ialah berbakti kepada Tuhan. Bakti tersebut turun ke dalam dua konsep berikutnya ialah menjaga hubungan baik dengan Manusia dan Alam. Muara dari pemahaman ini ialah tentang seberapa baik manusia memahami dirinya sendiri.

Kebenaran?

Kebenaran adalah Kepedulian. Saat engkau berbuat sesuatu kepada orang lain dengan berlandaskan pada Kepedulian maka di sana terdapat Kebenaran. Saat engkau berbuat Baik sekalipun kepada orang lain namun dengan berlandaskan menginginkan suatu balasan pahala dari Tuhan maka perbuatan tersebut telah menjauhi substansi kebenaran. Dimana kepedulian ditegakkan menjadi landasan perbuatan maka di sana kebenaran telah tumbuh sebagai Pohonnya. OM, Santi

TWEET @IWAYANBAYU

YUK KUNJUNGI ASESORISMU DI SINI

 Luh Pernak-Pernik
Salah satu brand lokal yang mencoba untuk memberikan jiwa indie dalam produknya, Luh Pernak-pernik hadir untuk memberikan anda aksesoris untuk mempercantik penampilan harian anda. Luh PernakPernik menawarkan produ-produk ekonomi berupa kalung dan perhiasan yang mampu meningkatkan kepercayaan diri anda. Luh PernakPernik fokus memberikan produk yang memuaskan sehingga dalam setiap produknya, Luh PernakPernik selalu mengemas produk dalam bentuk box perhiasan eksklusif yang mampu membuat anda semakin menyayangi perhiasan anda. Saat ini, Luh PernakPernik telah mengembangkan usahanya dengan bekerja sama dengan beberapa pengerajin perhiasan khas bali sehingga produk yang ditawarkan oleh Luh PernakPernik juga menyediakan produk-produk yang bernuansa adat bali dan nusantara indonesia.  

SVAHARYA si Karya Anak Bangsa

SVAHARYA si Karya Anak Bangsa
Kekuatan Seni dan Produk Seni Indonesia sangat kuat, pantas untuk disandingkan dengan produk mancanegara. Keinginan Anak Bangsa yang satu ini sangat kuat untuk mengangkat kain batik, endek, dan kerajinan kain asli Indonesia lainnya untuk menjadi produk-produk yang berkualitas dan menjual. Dengan konsep produksi yakni satu produk hanya dimiliki oleh satu orang saja, pembeli mana yang tidak ingin memiliki produk yang eksklusif, berkualitas, dan hanya ada satu di dunia. Mari temukan produk tersebut di sini, di Svaharya, www.svaharya.com