Pada
kondisi tertentu, peneliti tidak harus berhadapan secara langsung guna
menciptakan suatu interaksi dengan obyek penelitiannya. Ia cukup membuat suatu
daftar pertanyaan yang handal terkait dengan penelitiannya, kemudian ia berikan
kepada responden (obyek penelitian)-nya untuk diberikan respon jawaban. Daftar
Pertanyaan Penelitian tersebut dapat dikemukakan dalam bentuk tertulis, baik
secara fisik atau pun elektronik. Pengumpulan data dengan teknik seperti yang
dijelaskan sebelumnya disebut dengan Teknik Penggunaan Kuisioner.
|
Gambar Setumpuk Kuisioner Penelitian
sumber gambar : http://2.bp.blogspot.com |
Kuisioner adalah
instrumen penelitian. Kuisioner berisikan suatu daftar pertanyaan yang telah
disusun dengan baik sebelumnya oleh peneliti guna menanyakan respon dari
responden dan kemudian me-record
respon yang diberikan oleh responden. Kuisioner kemudian dikumpulkan oleh si
peneliti untuk kemudian dikumpulkan record
respon dari responden yang telah mengisi kuisioner. Penggunaan Kuisioner
merupakan suatu teknik pengumpulan data yang effisien untuk dilakukan ketika si
peneliti tahu secara tepat mengenai informasi pa yang dibutuhkan dan bagaimana
mengukur variabel yang diuji dalam penelitian (Sekaran, 2003). Sebagai suatu instrumen survei,
kuisioner harus disusun dengan baik, handal, dan reliabel. Pertanyaan yang
diajukan di dalam kuisioner harus jelas, tidak ambigu, tepat dan sesuai dengan
variabel-variabel yang akan diuji oleh si peneliti dalam penelitiannya.
|
Gambar Seseorang sedang mengisi sebuah Kuisioner
sumber gambar : http://freezcha.files.wordpress.com/ |
Kusioner
dalam penyusunannya, disusun oleh peneliti dengan dasar teori yang handal dan
digunakan untuk menguji variabel-variabel dalam penelitian. Kuisioner yang
digunakan mungkin saja adalah suatu kuisioner yang diambil dari suatu
penelitian terdahulu, misalnya dari publikasi jurnal riset internasional, yang
kemudian digunakan kembali oleh si peneliti untuk menguji di Indonesia. Jika
kusioner diadaptasikan dari penelitian internasional, maka peneliti harus
dengan sangat berhati-hati dalam melakukan penerjemahan tiap butir pertanyaan
yang ada dalam kusioner. Hartono (2004)
menjelaskan bahwanya suatu Kusioner yang diadaptasikan dari suatu penelitian
internasional setelah diterjemahkan oleh si peneliti maka sebelum kuisioner
tersebut digunakan di dalam mengumpulkan data maka harus dilakukan peer review sebelumnya. Peer Review merupakan reviu yang dilakukan oleh orang yang ahli
(bisa dari ahli bahasa, supervisor penelitian, pembingbing penelitian, rekan
sejawat penelitian, ahli dalam bidang yang diteliti, dll) untuk mengkaji
kebenaran terjemahan. Lebih luas lagi dari peer
review, ialah setelah kuisioner disusun dengan baik oleh si peneliti,
mungkin juga sebelumnya telah dilakukan peer
review, maka sebelum kuisioner dapat disebarkan guna mengumpulkan data,
kuisioner tersebut harus diuji pendahuluan sebelumnya. Uji Pendahuluan ini
disebut juga umumnya dengan istilah Pilot
Test. Pilot Test ialah suatu
pengujian yang dilakukan pada responden dengan jumlah kecil untuk menguji
pemahaman terhadap kuisioner, menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen
survei tersebut. Dalam Pilot Test,
jumlah responden yang diambil biasanya lebih sedikit dari jumlah responden yang
digunakan sebagai sampel. Jika suatu instrumen survei (kuisioner) telah lolos pilot test maka kuisioner tersebut telah
dapat disebarkan. Teknik Penyebaran Kuisioner umumnya dikenal ada tiga yakni
secara personal, pos, dan elektronik.
0 comments :
Post a Comment